Fina pun meminta pihak yang menyebabkan polusi debu batu bara menghentikan aktivitasnya.
Selain menggunakan masker dan meminimalisasi aktivitas luar ruangan, beberapa warga Rusunawa Marunda juga memasang jaring halus untuk mencegah lebih banyak debu batu bara masuk ke dalam rumah.
Selain rusunawa, pencemaran debu batu bara juga berdampak pada aktivitas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Marunda 05.
"Nah, iya saya baru ngeh tadi, tapi kata penjaga sekolah (pencemaran debu batu bara) sudah dari kemarin-kemarin," kata Kepala SDN Marunda 05 Purwatiningsih saat dikonfirmasi secara terpisah, Senin.
Baca juga: Selain Rusunawa, SDN Marunda 05 Juga Terdampak Debu Batu Bara
Kondisi sekolah tampak kotor akibat polusi debu batu bara. Para siswa pun tidak dapat bergerak leluasa.
Menurut Purwatiningsih, sekitar tiga tahun lalu, ada seorang murid yang menderita penyakit mata. Dia menduga, penyakit itu disebabkan karena paparan debu batu bara, bukan debu biasa.
"Logikanya, kalau dari debu biasa kan dicuci pakai kan enggak apa-apa. Nah debu itu masuk ke mata kemudian matanya dikucek, matanya merem saja. Besoknya matanya sudah bernanah," tutur Purwatiningsih.
Purwatiningsih mengaku cemas jika pencemaran akibat debu batu bara semakin parah akan menghambat aktivitas belajar di luar ruangan atau kegiatan ekstrakurikuler.
"Saya berharap segera diatasi saja jika memang ada tim yang bisa menanganinya. Kami hanya ingin di lingkungan yang normal dan sehat, seperti yang lain," kata Purwatiningsih.
Pengurus Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM) Cecep Supriyadi turut angkat bicara terkait kemunculan debu batu bara di wilayah tempat tinggalnya.
"Kondisinya sangat memprihatinkan sekali, memang banyak sekali sisa debu-debu itu yang menempel di lantai hunian masyarakat di rusun maupun sekitarnya," jelas Cecep.
Cecep mengaku telah melaporkan pencemaran tersebut kepada Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara. Hingga kini, dia masih menunggu respons dari laporannya itu.
"Kami belum tahu ya, karena kami masih menunggu hasil dan katanya akan diinvesitigasi segera. Tapi kami belum ada kabar, sampai saat ini pencemaran masih ada," imbuh dia.
Baca juga: Keluhkan Polusi Debu Batu Bara di Marunda, Warga: Anak-anak Batuk dan Pilek
Adapun pencemaran akibat debu batu bara bukan kali ini saja terjadi. Warga Marunda pada Maret lalu pernah merasakan pencemaran yang sama.
Kala itu, banyak warga, baik anak-anak maupun dewasa, yang mengeluhkan gejala ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), gatal-gatal, dan iritasi mata.