Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berulangnya Pencemaran akibat Debu Batu Bara di Marunda, "Anak Saya Batuk sampai Sesak Napas..."

Kompas.com - 06/09/2022, 09:47 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Fina pun meminta pihak yang menyebabkan polusi debu batu bara menghentikan aktivitasnya.

Selain menggunakan masker dan meminimalisasi aktivitas luar ruangan, beberapa warga Rusunawa Marunda juga memasang jaring halus untuk mencegah lebih banyak debu batu bara masuk ke dalam rumah. 

Pencemaran batu bara hingga ke SDN Marunda 05

Selain rusunawa, pencemaran debu batu bara juga berdampak pada aktivitas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Marunda 05.

"Nah, iya saya baru ngeh tadi, tapi kata penjaga sekolah (pencemaran debu batu bara) sudah dari kemarin-kemarin," kata Kepala SDN Marunda 05 Purwatiningsih saat dikonfirmasi secara terpisah, Senin.

Baca juga: Selain Rusunawa, SDN Marunda 05 Juga Terdampak Debu Batu Bara

Kondisi sekolah tampak kotor akibat polusi debu batu bara. Para siswa pun tidak dapat bergerak leluasa.

Menurut Purwatiningsih, sekitar tiga tahun lalu, ada seorang murid yang menderita penyakit mata. Dia menduga, penyakit itu disebabkan karena paparan debu batu bara, bukan debu biasa.

"Logikanya, kalau dari debu biasa kan dicuci pakai kan enggak apa-apa. Nah debu itu masuk ke mata kemudian matanya dikucek, matanya merem saja. Besoknya matanya sudah bernanah," tutur Purwatiningsih.

Purwatiningsih mengaku cemas jika pencemaran akibat debu batu bara semakin parah akan menghambat aktivitas belajar di luar ruangan atau kegiatan ekstrakurikuler.

"Saya berharap segera diatasi saja jika memang ada tim yang bisa menanganinya. Kami hanya ingin di lingkungan yang normal dan sehat, seperti yang lain," kata Purwatiningsih.

Laporan pencemaran ke Dinas Lingkungan Hidup

Pengurus Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM) Cecep Supriyadi turut angkat bicara terkait kemunculan debu batu bara di wilayah tempat tinggalnya.

"Kondisinya sangat memprihatinkan sekali, memang banyak sekali sisa debu-debu itu yang menempel di lantai hunian masyarakat di rusun maupun sekitarnya," jelas Cecep.

Cecep mengaku telah melaporkan pencemaran tersebut kepada Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara. Hingga kini, dia masih menunggu respons dari laporannya itu.

"Kami belum tahu ya, karena kami masih menunggu hasil dan katanya akan diinvesitigasi segera. Tapi kami belum ada kabar, sampai saat ini pencemaran masih ada," imbuh dia.

Baca juga: Keluhkan Polusi Debu Batu Bara di Marunda, Warga: Anak-anak Batuk dan Pilek

Adapun pencemaran akibat debu batu bara bukan kali ini saja terjadi. Warga Marunda pada Maret lalu pernah merasakan pencemaran yang sama.

Kala itu, banyak warga, baik anak-anak maupun dewasa, yang mengeluhkan gejala ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), gatal-gatal, dan iritasi mata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com