Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema di Tengah Kenaikan Harga BBM, Sudah Sulit Jangan Ditambah Sulit...

Kompas.com - 06/09/2022, 11:47 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pertalite dan solar menimbulkan keresahan bagi para sopir angkutan umum atau angkot dan pengemudi ojek daring.

Per Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB, harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Kemudian solar bersubsidi naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter.

Selain itu, pemerintah juga mengumumkan kenaikan harga pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Imbasnya, para sopir angkutan di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan dihadapkan pada sebuah dilema. Tidak ada pilihan lain, mereka terpaksa menaikkan tarif meski belum ada keputusan resmi Organisasi Angkutan Darat (Organda).

Di sisi lain, mereka menyadari bahwa penyesuaian tarif itu akan memberatkan penumpang di tengah ekonomi yang sedang sulit akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Harga BBM Naik, Dewan Transportasi Jakarta: Tarif Angkutan Publik Seharusnya Tak Perlu Ikut Naik

"Seharusnya ada kenaikan Rp 1.000. Tapi enggak semua penumpang maklumin," ujar Wahyudin (57), salah seorang sopir angkot di Stasiun Sudimara, Tangsel, Senin (5/9/2022).

Menurut Wahyudin, ada beberapa sopir yang berinisiatif menaikkan tarif mulai Senin. Sebagian lagi tidak berani meminta tarif tambahan karena belum ada instruksi resmi dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tangsel.

"Baru hari ini, Senin. Itu juga inisiatif masing-masing saja," kata Wahyudin.

Adapun tarif angkutan umum D06 rute Ciputat-Jombang yaitu berkisar Rp 2.000 hingga Rp 5.000.

Besaran tarif tergantung dari berapa jarak yang ditempuh angkot menuju tempat tujuan penumpang.

Kendati demikian, Wahyudin mengaku tidak memaksakan kepada penumpang jika memang ada yang keberatan dengan kenaikan tarif Rp 1.000 tersebut.

Sopir angkot lainnya, Amsuri (42), masih menetapkan tarif lama dan tidak meminta tambahan kepada penumpang.

"Tarif penumpang masih tarif lama, sebenarnya enggak perlu diminta seharusnya tahu. Ada yang ngerti ada yang enggak," kata Amsuri.

Ia tidak meminta tambahan tarif lantaran takut penumpang langganannya berkurang. Namun, ia akan sangat senang jika ada penumpang yang memberi tambahan ongkos dengan kesadaran sendiri.

"Kalau ngerti, kasih tambahan, saya enggak minta tambahan takut konsumen kabur. Soalnya belum ada (instruksi) dari Organda Tangsel," pungkas dia.

Baca juga: Harga BBM Naik, Menhub: Penyesuaian Tarif Angkutan Harus Dilakukan

Situasi kian sulit

Tak hanya kenaikan tarif, para sopir angkutan juga mengeluhkan penggunaan aplikasi MyPertamina untuk memperoleh BBM subsidi.

Suhendra (47) misalnya, ia mengaku sudah mengunduh aplikasi MyPertamina untuk memperoleh pertalite.

Akan tetapi, terkadang aplikasi MyPertamina mengalamai kendala sehingga tidak bisa digunakan.

"Sudah naik BBM, bikin ribet lagi aplikasi. Kan sopir jarang ada yang punya Android, enggak ngerti Android, sudah tua semua," ujarnya di Stasiun Sudimara, Tangsel.

"Sulitnya karena ada aplikasi, kalau naiknya (BBM) enggak masalah. Mudah-mudahan enggak ada aplikasilah buat ngisi minyak, yang masalah itu aplikasi," lanjut dia.

Hal senada diungkapkan Slamet (48). Menurut dia, para sopir tidak terlalu keberatan dengan kenaikan harga BBM, asalkan dipermudah dalam memperoleh pertalite.

Halaman:


Terkini Lainnya

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com