Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senja Kala Mal Blok M, Tinggal Tiga Toko yang Bertahan di Lorong Lengang...

Kompas.com - 17/11/2022, 09:40 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Masih bersyukur karena masih ramai, jadi saya masih kerja, enggak di-PHK kayak toko yang lainnya," lanjut dia.

Pembeli mengenang masa kejayaan Mal Blok M

Kompas.com pun kemudian menanyakan kepada salah satu pembeli bernama Billy (30) di toko pakaian impor, mengenai alasan dirinya masih berbelanja di Mal Blok M yang sepi.

Billy mengaku puas berbelanja di sana lantaran barang-barangnya yang bagus dan murah. Sesekali ia juga terkadang bisa mendapatkan barang yang branded.

"Sering ke sini dari pertama buka, masih sebelum pandemi. Karena murah, kadang jackpot nemu yang branded. Asal enggak capek aja nyarinya," ujar Billy saat ditemui di Mal Blok M, Rabu.

Ia menyebutkan, barang impor yang dijual di toko tersebut sangat murah. Untuk rentang harganya berkisar mulai Rp 15.000 hingga Rp 100.000.

Billy tahu tentang toko itu sejak sebelum pandemi. Kala itu, ia senang mengitari kawasan Blok M untuk berbelanja sambil mencuci mata.

Kebetulan, ia juga bekerja di Pasar Raya yang lokasinya masih satu kawasan dengan Mal Blok M.

"Pas lewat ngelihat-ngelihat, eh bagus. Kalau bisa sabar milihnya mah dapet. Saya sukanya sih model yang lama, itu kan keren-keren," lanjut dia.

Toko tersebut sudah menjadi langganannya untuk berbelanja pakaian.

Tempat tinggalnya yang masih berada dekat dengan kawasan Mal Blok M membuat Billy gampang untuk menjangkau toko tersebut.

Terkadang, Billy mengajak temannya sambil merekomendasikan tempat belanja favoritnya itu.

Namun, tak jarang juga Billy datang ke toko itu sendirian agar bisa menghabiskan waktu berlama-lama, bahkan hingga melebihi dua jam.

Ia pun kemudian mengenang kembali suasana Mal Blok M yang sebelum pandemi sangat ramai oleh pedagang dan pembeli.

"Dulu mah ramai banget, mau apa-apa ada masih enak, nyari apa aja ada tokonya banyak. Murah-murah dan terjangkau," kata Billy.

"Sampai berdesak-desakan buat lewat saking banyak yang beli, kalangan abege, orang tua, itu pasti ke Blok M," lanjut dia.

Tak sekadar tempat berbelanja, menurut dia, dulu kawasan sekitar Mal Blok M juga sering dijadikan tempat nongkrong anak muda.

"Kalau sudah ke Blok M gaul, beli baju di mana, Blok M, berarti lu gaul. Blok M dulu tempat orang nongkrong, sekarang enggak ada," jelas Billy.

Saking ramainya kawasan Blok M dulu, pengunjung yang berdesak-desakan harus mewaspadai aksi copet.

"Sekarang justru enggak rawan copet. Dulu Sabtu, malam Minggu, itu ramai rawan copet, sekarang enggak. Pokoknya enggak kayak dulu, lebih aman sekarang. Cuma sekarang tokonya udah banyak yang tutup," kata Billy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com