Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Menginap 3 Hari di Depan Kampung Susun Bayam, Minta Kejelasan Waktu Tempati Hunian

Kompas.com - 24/11/2022, 16:14 WIB
Retno Ayuningrum ,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang tergusur imbas proyek Jakarta International Stadium (JIS) sampai sekarang belum bisa menghuni Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Padahal, rumah susun sederhana sewa (rusunawa) itu sudah diresmikan oleh Anies Baswedan pada Oktober lalu.

Warga, yang belum mendapat kepastian kapan bisa menempati Kampung Susun Bayam, akhirnya menuntut kejelasan dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pemilik aset.

Puluhan warga melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang masuk Kampung Susun Bayam pada Senin (21/11/2022). Beberapa di antaranya bahkan menginap di sana sampai Rabu (23/11/2022).

Baca juga: Capai Kesepakatan dengan Jakpro, Warga Akhirnya Bisa Segera Tempati Kampung Susun Bayam

Warga bernama Paul (56) mengatakan, sejumlah warga bertahan di depan Kampung Susun Bayam sampai Rabu sore, sampai diadakan pertemuan dengan Jakpro dan Pemprov DKI Jakarta.

"Pertemuannya kemarin (Rabu) jam 4 (16.00 WIB)," kata Paul kepada Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Menurut Paul, dalam pertemuan tersebut, Pemprov DKI dan Jakpro menawarkan tarif sewa unit Kampung Susun Bayam Rp 1,5 juta per bulan.

Namun, para warga belum merespons tentang tarif sewa. Warga masih menagih janji untuk menempati hunian itu terlebih dahulu.

"Warga masih minta janji untuk tempati dulu hunian, setelah itu baru ajak runding nominalnya," ujar Paul.

Baca juga: Jakpro Kebut Urus Administrasi agar Warga Bisa Segera Tempati Kampung Susun Bayam

Berdasarkan penuturan Paul, warga Kampung Susun Bayam masih menunggu keputusan final terkait waktu menempati Kampung Susun Bayam pada Jumat (25/11/2022) sore.

Pemprov DKI, kata dia, akan mengupayakan 123 KK ini bisa menempati Kampung Susun Bayam sesegera mungkin setelah keputusan final pada Jumat.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Kamis siang, tidak ada lagi warga yang bertahan di depan Kampung Susun Bayam.

Tenda yang semula didirikan di depan gerbang masuk sebagai tempat berteduh pun sudah tidak ada. Saat ini hanya tersisa sampah bekas makanan yang menumpuk di dekat kali.

Jakpro juga mengakui bahwa pihaknya bersama Pemprov DKI telah bertemu dengan warga pada Rabu kemarin.

 

Dalam pertemuan di Kantor Kelurahan Papanggo itu, Jakpro menyebut telah ada kesepakatan agar Kampung Susun Bayam dapat segera dihuni.

Baca juga: Cerita Warga Eks Kampung Bayam 2 Kali Datangi JIS Tagih Serah Terima Kunci, tapi Tidak Kunjung Terealisasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com