Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Dramatis Satpol PP Lumpuhkan Pedagang Kopi "Starling" di Jakpus yang Tusuk Rekannya

Kompas.com - 24/02/2023, 07:53 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Namun, kata Arifin, pelaku tidak terima ditegur oleh korban. Pelaku kemudian turun dari sepeda dagangannya lalu menusuk korban menggunakan gunting.

"Pelaku ini melakukan penyerangan kepada korban menggunakan gunting. Jadi anggota tertusuk di lengan bagian kiri," kata Arifin.

 

Luka serius

Arifin mengatakan, banyak darah yang keluar dari lengan kiri korban akibat penusukan oleh pelaku.

Saat ini korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, untuk penanganan medis dari luka yang dialami.

Baca juga: Anggotanya Ditusuk Pedagang Kopi Keliling, Kasatpol PP DKI: Tak Menyurutkan Petugas Jaga Ketertiban

"Korban ini karena cukup banyak darah yang keluar kemudian beberapa anggota yang ada di lokasi membantu dan dibawa ke RSCM. Saat ini sedang ditangani oleh tim dokter di rumah sakit," kata Arifin.

Arifin menegaskan, penusukan yang dialami anggotanya itu telah masuk dalam penganiayaan. Dengan demikian, jajarannya tetap memproses pelaku secara hukum.

"Ini tindakan kriminal yang tentunya akan kita proses hukum bagaimana yang ditentukan. Kita akan proses sesuai aturan hukum yang ada," kata Arifin.

 

Tidak arogan

Arifin menegaskan bahwa tidak ada satu pun anggotanya yang arogan saat menindak pelanggar peraturan, termasuk pedagang kopi keliling pelaku penusukan petugas Satpol PP.

"SOP (dengan cara humanis) sudah ada. Tidak ada anggota melakukan peneguran dengan arogan itu tidak ada," ujar Arifin.

Selama ini, kata Arifin, anggota Satpol PP secara humanis menegur pedagang yang melanggar Peraturan Daerah (Perda), termasuk soal larangan berjualan di atas trotoar.

"Jadi mereka (anggota) sudah menyampaikan dengan baik. Ini karena yang bersangkutan disampaikan dihalau supaya tidak melintasi jalan berlawanan kemudian diminta untuk meninggalkan lokasi ini tadi tiba-tiba langsung menyerang," ucap Arifin.

Arifin mengatakan, peristiwa penusukan yang dialami anggotanya oleh pedagang kopi keliling bukan menjadi alasan petugas untuk takut dalam bertindak.

"Ini tidak menyurutkan petugas atau anggota Satpol PP menjalankan tugasnya dalam rangka mewujudkan Jakarta yang tertib dan tentram," ujar Arifin.

Peristiwa penusukan yang dialami oleh anggota Satpol PP Menteng, Jakarta Pusat itu merupakan risiko ketika bertugas di lapangan.

"Sekaligus juga tugasnya menegakkan peraturan daerah. Salah satu peraturan daerah memang menyatakan larangan untuk berdagang di atas trotoar," kata Arifin.

Arifin mengimbau para pedagang yang melanggar aturan karena berjualan di fasilitas umum agar saling memahami dan menghargai tugas Satpol PP.

"Tolong dipahami bersama dan tolong dihormati dan dihargai. Nanti ketika anggota memberikan pemahaman mensosialisasikan ini tolong juga bisa dipahami bagi mereka yang melakukan pelanggaran peraturan daerah jadi tidak perlu tidak senang dan melakukan penyerangan dan sebagainya," ucap Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com