Sheila melanjutkan, PT LRT Jakarta juga mengejar pemasukan non-farebox dengan cara melakukan perawatan terhadap Kereta Layang (Skytrain) Bandara Soekarno-Hatta.
PT LRT Jakarta, imbuh dia, memang memiliki peralatan untuk melakukan perawatan terhadap skytrain bandara tersebut.
Kata Sheila, cara lain mengejar pemasukan non-farebox juga dilakukan dengan menyewakan kereta LRT Jakarta sebagai tempat membuat iklan.
"Sekarang beberapa jenama lokal mulai melirik nih, misalnya syuting atau promo produk, launching di LRT," ucapnya.
"Kami sudah beberapa kali aktivasi, ternyata potensinya bagus dan ke depan ini akan jadi salah satu proyeksi untuk mendorong non-farebox ini," lanjut dia.
Baca juga: Pembangunan Dilanjutkan, LRT Jakarta Akan Terhubung ke Manggarai, MRT Bakal sampai Bekasi
PT LRT Jakarta juga hendak kembali membuat kegiatan yang berlokasi di rangkaian keretanya sendiri seperti Train to Apocalypse.
Adapun kegiatan itu sempat terlaksana pada Agustus 2022. Pengunjung LRT Jakarta seolah-olah dikejar zombie di kereta, layaknya film Train to Busan.
"Kami belajar, ternyata kalau ada sesuatu di stasiun, penumpang jadi ramai banget. Setelah event (Train to Apocalyse) pun, penumpang tetap ramai. Ternyata dari event itu, orang jadi tahu LRT, jadi mendorong jumlah penumpang juga," urai Sheila.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.