Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagini Awal Mula Sulih Warti Kumpulkan Sampah hingga Menumpuk di Semua Ruangan Rumah

Kompas.com - 06/04/2023, 07:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adik Sulih Warti (75), Sulih Tiyowati (66), mengungkapkan awal mula kakaknya mengumpulkan sampah hingga menumpuk di seluruh ruangan rumah.

Sebagai informasi, Warti merupakan perempuan lansia yang hidup belasan tahun terakhir di sebuah rumah penuh sampah di Kompleks Deperla Blok H.10, RT 007/RW 14, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Beberapa tahun silam, suami Warti meninggal dunia. Usai pemakaman, ia dan Tiyowati serta saudara yang lain kembali ke rumah di kawasan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.

Rumah tersebut merupakan kediaman Warti dan suami sebelum dipisahkan oleh ajal.

“Baru sampai di rumah, anak tirinya (Warti) atau anak kandung abah itu bawa golok sambil bilang, 'Jangan bawa harta abah saya', seakan kami datang itu untuk mengambil harta,” ucap Tiyowati kepada Kompas.com pada Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Kisah Sulih Warti, Lansia di Koja yang Belasan Tahun Hidup di Rumah Penuh Sampah

Lantas, Tiyowati menjelaskan kepada keponakan sambungnya itu bahwa maksud kedatangan keluarga untuk memberikan semangat kepada Warti sekaligus berduka cita atas meninggalnya abah.

Setelah kejadian tersebut, Warti disebut diusir oleh anak tirinya. Karena kasihan kepada kakaknya, Tiyowati membawa Warti ke rumah saudaranya yang lain di Cilincing, Jakarta Utara.

“Di situ (rumah Cilincing), dia mungkin (berpikir), 'Saya enggak ada suami, enggak kerja', jadi dia mungkin stresnya mulainya di situ. Kayak begini, sampah-sampah begini. Di rumah adiknya itu (di Cilincing) kumpulkan sampah-sampah, dia enggak jual, (tapi) dibakar,” ungkap Tiyowati.

Bahkan, saking seringnya membakar sambah, Warti sempat ditegur oleh warga setempat karena asapnya mengganggu permukiman. Namun, Warti tampaknya tidak menghiraukan hal tersebut.

“Karena dia membakar sampah itu, dia ketiduran atau apa, terbakarlah atap rumah (di Cilincing), kebakaran,” ucap Tiyowati.

Baca juga: Sulih Warti Belasan Tahun Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Tidur Bersama Tikus dan Belatung

Tiyowati yang mengetahui hal ini sempat tidak percaya akan perilaku sang kakak. Tiyowati kemudian berbicara dengan ketua RT setempat tentang kebakaran tersebut.

"Bahkan, RT-nya juga bilang, 'Rumahnya bocor, karena dia bakar sampah. Beruntung warga tahu, ambil tindakan, gotong-royong untuk menyiram'. Akhirnya ya sudah, bolong (atap rumah Cilincing)," imbuh Tiyowati.

Setelah rumah di Cilincing direnovasi, kakak Tiyowati lainnya yang tinggal bersama Warti ini mengeluh, tidak cocok tinggal satu atap dengan Warti.

"Kata adiknya dia (Warti) nih, kakak saya, dia bilang, 'Saya kalau kumpul sama dia, enggak cocok, enggak bisa. Jadi, kamu bawalah ke sana untuk tinggal di sana (rumah Koja)'," ucap Tiyowati.

Untuk diketahui, letak rumah penuh sampah yang dihuni Warti berlokasi tepat di seberang kediaman Tiyowati.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com