JAKARTA, KOMPAS.com - Harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo jadi perbincangan panas lantaran dinilai tak wajar selama menjabat di Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Rafael melonjak hingga Rp 24 miliar dalam waktu delapan tahun.
Seperti diketahui, pada 2011 Rafael melaporkan kekayaannya Rp 20, 49 miliar. Pada 2020, harta Rafael yang dilaporkan mencapai Rp 55,65 miliar.
Baca juga: Mario Dandy dkk Tak Pernah Beri Bantuan Sepeser Pun untuk Biaya Pengobatan D yang Tembus Rp 1,2 M
Kekayaan Rafael semakin mencolok saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumahnya yang berada di Perumahan Simprug Golf, Jakarta Selatan.
KPK menyita safe deposit box Rafael yang berisi uang senilai Rp 32,2 miliar dalam bentuk mata uang Euro, dollar AS, dan dollar Singapura.
KPK juga menyita puluhan tas bermerk, 29 perhiasan, 1 sepeda, 2 dompet, serta 1 ikat pinggang dan sebuah jam tangan.
Dengan jumlah kekayaan fantastis itu, Rafael disebut tak sepeser pun membantu biaya pengobatan D, korban penganiayaan yang dilakukan anaknya, Mario Dandy Satrio (20).
Baca juga: Biaya Pengobatan Korban Penganiayaan Mario Dandy Capai Rp 1,2 Miliar, Tak Ada Bantuan dari Pelaku
Hakim tunggal kasus penganiayaan D (17), Sri Wahyuni Batubara mengungkapkan, Mario (20), Shane Lukas (19), dan AG (15) tak pernah memberikan bantuan sepeser pun kepada keluarga korban.
Padahal, ketiganya diduga terlibat dalam penganiayaan D di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Senin (20/2/2023).
Hakim menilai, ketiganya tak pernah memiliki niat untuk membantu pengobatan yang tembus Rp 1,2 miliar itu walau tahu D masih dirawat di rumah sakit hingga saat ini.
"Sampai saat ini tidak ada bantuan dari keluarga Mario Dandy, keluarga Shane Lukas, dan juga dari keluarga anak AG," ujar hakim dalam sidang vonis AG di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023).
Fakta itu pertama kali diungkap Jonathan Latumahina, ayah D, di dalam persidangan.
Saat ini anak korban masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Mayapada, belum bisa berjalan, dan sampai saat ini anak korban belum bisa mengenali ayahnya.
Baca juga: Biaya Pengobatan D Korban Mario Dandy di RS Mayapada Tembus Rp 1,2 Miliar
Kuasa hukum D, Mellisa Anggraini, mengatakan pihak keluarga bakal mengajukan restitusi terhadap semua pelaku. Apalagi, sampai saat ini tidak ada niat dari para pelaku untuk membantu meringankan biaya perawatan D.
Namun, Mellisa mengakui bahwa perhitungannya masih dikalkulasi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), sehingga belum bisa diungkap dalam sidang AG.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.