JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit di Jakarta Utara yang mangkrak sejak 2015 kini kondisinya makin memprihatinkan.
Tumbuhan-tumbuhan liar menjalar di sepanjang pembatas jalan layang.
Lalu, tumpukan sampah dan dedaunan yang sudah mengering tampak memenuhi sebagian badan jalan.
Sebelum kembali menjadi sorotan media, sejumlah gelandangan bahkan mendirikan bedeng di sekitar proyek mangkrak tersebut.
Kini, bangunan-bangunan itu telah dibongkar oleh petugas.
Baca juga: JLNT Pluit Warisan Ahok yang Kini Mangkrak Dulu Ditolak Warga karena Berpotensi Sebabkan Banjir
Sebelum mangkrak dan tak terawat seperti sekarang ini, proyek JLNT Pluit sempat mendapat penolakan keras dari warga sekitar.
Forum Warga Pluit mendesak pemimpin DKI Jakarta saat itu, mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk mengkaji ulang pembangunan JLNT Pluit.
Pasalnya, proyek yang akan menggunakan sebagian besar badan Tanggul Pluit itu berpotensi merusak tanggul, sehingga menyebabkan banjir.
Bila banjir terjadi, bukan hanya warga yang akan terdampak, tetapi juga PLTU Muara Katang yang merupakan sumber listrik untuk Jawa-Bali.
Selain itu, warga merasa tidak dilibatkan dalam penyusunan dan sosialisasi amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) JLNT Pluit.
Baca juga: Mirisnya Kondisi Proyek JLNT Pluit Warisan Ahok yang Mangkrak
Diketahui, JLNT Pluit ditargetkan memiliki panjang sekitar 10 kilometer. Proyek ini akan menghubungkan Pluit dengan kawasan komersil Green Bay di Jakarta Utara.
Namun, hingga proyek itu mangkrak pada 2015, baru sekitar 3 kilometer jalan yang selesai dibangun.
Salah satu perwakilan Forum Warga Pluit, Kenan (60), mengatakan pada 2015 lalu bahwa proyek itu sama sekali tidak bermanfaat bagi warga sekitar.
“Pembangunan JLNT hanya menjadi kepentingan eksklusif dan hanya dinikmati warga Green Bay dan Pluit City, tidak ada manfaatnya untuk warga sekitar,” ujar Kenan, Sabtu (24/10/2015).
Helen, salah seorang warga lainnya, menambahkan bahwa lokasi pembangunan JLNT Pluit sangat berdekatan dengan perumahan warga, sehingga dapat menimbulkan polusi yang harus ditanggung warga.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.