Perbuatan yang dilakukan AM membuat Murni mendapat luka tusuk di leher belakang, luka robek pada bagian belakang kepala, dan luka sayat di bawah dagu.
Wanita malang tersebut, kata Handini, langsung meninggal dunia di lokasi kejadian.
Farida (20), pegawai perusahaan jamu di Cengkareng, Tangerang, harus tewas ditangan kekasihnya, Sadikin di Gang Mandor, Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, pada Sabtu (16/5/2015), pukul 22.00 WIB.
Janda tersebut tewas ditusuk dengan pisau karena menuntut nikah ke Sadikin yang berprofesi sebagai kuli bangunan.
Baca juga: Minta Dinikahi, Farida Tewas di Tangan Kekasihnya
"Keduanya sempat adu mulut dulu di Gang Mandor," kata Kanit Reskrim Polsek Kembangan Ajun Komisaris Polisi Andika Urusyyudin, Jakarta Barat, Minggu (17/5/2015).
Farida meminta Sadikin untuk menikahi dirinya. Namun, Sadikin malah gelap mata dan menikam Farida.
"Pelaku menusukan pisau ke bagian perut korban. Lengan kanan korban juga sempat kena sayat," kata Andika.
Usai kejadian, Farida langsung dilarikan ke Ruang Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Puri Pondok Indah.
Namun, nyawa Farida tidak dapat terselamatkan meski telah mendapat pertolongan tim dokter.
Kasus pria bunuh kekasih karena korban menuntut dinikahi juga dilakukan oleh M Ecky Listiantho (34).
Baca juga: Motif Ecky Bunuh Angela, Tak Mau Diajak Menikah dan Ingin Kuasai Harta Korban
Ecky membunuh Angela Hindriati Wahyuningsih (54) karena tak mau diajak menikah dan ingin menguasai harta korban.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan bahwa Angela dan Ecky sudah memiliki hubungan pada 2019.
Korban kemudian mengajak Ecky menikah. Namun, Ecky menolak ajakan tersebut dengan alasan sudah menikah dan memiliki seorang istri.
"Dan antara tersangka dengan Angela juga berbeda keyakinan, serta usia tersangka dengan Angela terpaut jauh, yakni 20 tahun," jelas Hengki dalam keteranganya, Senin (6/2/2023).
Selain masalah asmara, kata Hengki, motif Ecky membunuh Angela adalah ingin menguasai harta dan aset milik korban.