Dilansir dari buku Sejarah Perbukuan (2022), Tjio Wie Tay kemudian membangun Firma Gunung Agung, yang ditandai oleh pameran buku 10.000 buku pada 8 September 1953.
Pendirian firma ini rupanya tidak sejalan dengan pandangan bisnis dari Lie Tay San. Ia pun lebih memilih mundur dari Thay San Kongsie.
Mundurnya salah satu founder rupanya tak membuat Firma Gunung Agung meredup. Firma ini malah semakin melejit, ditandai dengan pameran buku lebih megah bernama Pekan Buku Indonesia 1954.
Pada pameran buku ini pula Gunung Agung memulai tradisi penyusunan bibliografi (daftar buku lengkap) dalam bentuk katalog.
Bahkan, Gunung Agung membentuk tim khusus bernama Bibliografi Buku Indonesia yang dipimpin oleh Ali Amran yang juga menjadi kepala Bagian Penerbit PT Gunung Agung.
Baca juga: Sejarah Toko Buku Gunung Agung, Berdiri Sejak Awal Kemerdekaan, Kini Harus Tutup
Melalui pekan buku itu, Tjio Wie Tay berkenalan dengan Presiden dan Wakil Presiden RI kalau itu, Soekarno dan Mohammad Hatta.
Keberhasilannya menggelar Pekan Buku Indonesia membuat Tjio dipercaya pemerintah menggelar pameran buku di Medan dalam rangka Kongres Bahasa pada 1954.
Sejak saat itu, bisnis Firma Gunung Agung terus membesar.
Gunung Agung pula yang menerbitkan buku biografi Soekarno yang ditulis oleh jurnalis AS, Cindi Adams berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat.
Selama 70 tahun berdiri, Toko Buku Gunung Agung telah merasakan manis pahitnya dunia bisnis.
Baca juga: Toko Gunung Agung Kwitang Ditutup Lebih Cepat, Kemarin Antrean Bertahan hingga Larut Malam
Gunung Agung berhasil berhasil menjadi toko buku rantai ritel terkemuka di Indonesia yang menyediakan kelengkapan produk buku dan alat tulis berkualitas tinggi dengan harga bersaing yang dibarengi dengan layanan prima.
Perusahaan memperluas lini produknya dengan alat tulis, kebutuhan sekolah, barang mewah, barang olahraga, alat musik, otomatisasi/peralatan kantor, dan produk teknologi tinggi.
Setelah masa kejayaan, Toko Buku Gunung Agung harus menelan pil pahit akibat pandemi Covid-19.
Sejarah panjang Toko Buku Gunung Agung yang berawal di Jalan Kwitang, harus berakhir pula Jalan Kwitang begitu gerai yang terletak di arah timur Tugu Tani ini akan menjadi Toko Buku Gunung Agung terakhir yang beroperasi.
(Penulis: Xena Olivia, Alinda Hardiantoro | Editor: Irfan Maullana, Farid Firdaus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.