Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Pengemudi Ojol Langgar Aturan karena Kelakuan Penumpang: Ongkosnya Tak Seberapa Dibanding Dendanya

Kompas.com - 20/09/2023, 17:26 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) ternyata pernah harus melanggar aturan karena menanggung kelakuan para penumpangnya.

Mereka harus menerima konsekuensi saat penumpang tak ingin mematuhi aturan rambu-rambu lalu lintas. Kelakuan penumpang itu kerap membuat para driver ojol ini kerepotan.

Pengalaman ini dirasakan oleh salah satu pengemudi bernama Ahmad Badrawi (43). Pria yang sejak 2017 sudah ngojek itu mengatakan, situasi itu bagai buah simalakama bagi mereka.

"Kami enggak tarik, (tapi) butuh (uang). Ditarik (angkut penumpang) juga sebenarnya serba salah," kata Ahmad di wilayah Sumber Artha, perbatasan Bekasi-Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Baca juga: Langgar Aturan karena Kelakuan Penumpang, Pengemudi Ojol: Bagai Buah Simalakama

Ongkosnya tak seberapa dibanding dendanya

Salah satu yang Ahmad ingat adalah ketika ia terpaksa menuruti penumpang seorang siswa yang tidak mau mengenakan helm menuju sekolah di wilayah Summarecon Kota Bekasi.

"Kata saya, 'Dek, pakai helm'. Terus dia jawab, 'Jangan, Pak, saya kalau pakai helm, suka pusing'," ucap Ahmad meniru percakapan saat membujuk remaja tersebut.

Ahmad kembali membujuk dengan mengatakan bahwa lebih baik kepala pusing karena memakai helm, dibandingkan ditilang atau kecelakaan. Namun, siswa tersebut tetap menolak.

Ahmad pun ditilang. Saat itu, Ahmad mencoba untuk meminta tanggung jawab kepada orangtua si penumpang. Namun, usaha itu sia-sia. Orangtua penumpang tidak mau bertanggung jawab.

Baca juga: Kisah Ahmad Badrawi, Pengemudi Ojol yang Ditilang karena Penumpang Tak Mau Pakai Helm

"Dikasihlah surat cinta (surat tilang), padahal kesalahan anaknya, enggak mau pakai helm. Ya mau enggak mau, saya kena sidang," tutur dia.

Akibat hal itu, Ahmad mengeluarkan uang Rp 80.000 untuk biaya sidang tilang. Padahal, seingat Ahmad, tarif mengantar penumpang ketika itu hanya Rp 13.000.

"Akhirnya menombok. Saya sudah konfirmasi ke orangtua, tapi orangtuanya memang enggak mau tahu, angkat tangan," jelas Ahmad.

Kena suspend

Iky (23), pengemudi ojek online (ojol) yang terpaksa menurunkan penumpang di flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, karena tidak menggunakan helm pada Kamis (14/9/2023) pagi.kompas.com / Nabilla Ramadhian Iky (23), pengemudi ojek online (ojol) yang terpaksa menurunkan penumpang di flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, karena tidak menggunakan helm pada Kamis (14/9/2023) pagi.

Situasi serupa dialami oleh pengemudi ojol bernama Iky (23) baru-baru ini. Penumpangnya tidak mau memakai helm dengan alasan rambutnya masih basah.

Baca juga: Derita Pengemudi Ojol Kena Suspend padahal Hanya Ingin Tegakkan Aturan…

Iky akhirnya terpaksa menurunkan penumpang itu dalam perjalanan dari Pulogadung menuju Duren Sawit, Jakarta Timur, karena tak jauh dari sana ada razia.

Penumpang tersebut kemudian memberi ulasan negatif dan tidak mau bayar. Iky tidak bisa menggunakan akunnya sampai saat ini sehingga membuatnya sulit mencari nafkah akibat ulasan itu.

Merasa terganggu karena tidak bisa menarik penumpang untuk menafkahi anak dan istrinya, Iky menghubungi seorang satgas yang membantu mengatasi komplain para ojol.

"Saya minta pendapat, bagaimana solusinya, ke kantor atau bagaimana. Katanya ke kantor juga percuma, mereka enggak bisa cabut ulasan negatif kalau bukan diminta pihak customer," jelas Iky.

Baca juga: Ironi bagi Ojol yang Berusaha Taat Aturan, Akun Kena Suspend Setelah Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm

Menurut Iky, satu-satunya cara agar akunnya kembali bekerja adalah jika penumpang itu meminta aplikator tempat Iky bekerja untuk mencabut ulasan negatifnya.

Akan tetapi, sampai saat ini, penumpang itu belum pernah menghubungi Iky maupun kantornya.

Bahkan, identitas perempuan itu masih belum diketahui walau pencarian sudah dibantu para rekan sesama pengemudi ojol.

(Tim Redaksi : Joy Andre, Nabilla Ramadhian, Ihsanuddin, Nursita Sari, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com