Mereka pun merusak lapak-lapak para pedagang yang menolak direlokasi ke tempat penampungan sementara.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Senin sore, bangunan semi-permanen di dalam Pasar Kutabumi mengalami kerusakan.
Baca juga: Polisi Telah Indetifikasi Anggota Ormas yang Serang Lapak Pedagang Pasar Kutabumi
Kerusakan terparah ada di bagian los daging dan sayur-sayuran. Lapak-lapak pedagang itu hancur akibat dihantam palu oleh sekelompok anggota ormas.
Bagian ubin serta tembok lapak tampak hancur. Ada pula bagian atap yang pecah atas insiden penyerangan tersebut.
Sejumlah pedagang saat itu tengah memperbaiki kerusakan-kerusakan lapaknya. Mereka terlihat saling bahu-membahu memperbaiki lapak-lapak pedagang.
Sejumlah pedagang pun menjadi korban penjarahan anggota ormas tersebut. Rina mengatakan, barangan dagangan beberapa rekannya dijarah oleh kelompok tak dikenal itu.
Uang di dalam laci pedagang turut diambil.
"Kalau setahu aku ada dua sampai tiga orang yang dijarah dagangannya. Itu pedagang nugget dan ikan yang dijarah," ucap Rina.
Selain menjarah, kelompok tak dikenal itu turut merusak dagangan para pedagang. Salah satunya, pedagang telur.
"Kemudian, ada telur juga yang dihancurin," ucap dia.
Polisi telah mengidentifikasi sejumlah anggota ormas yang menyerang serta merusak lapak pedagang di Pasar Kutabumi.
"Kami sudah identifikasi beberapa nama dan saat ini terus kami dalami," Kapolresta Tangerang Kombes Sigit Dany Setiyono dalam pesan singkat, Senin.
Baca juga: Polisi Imbau Perusak Lapak Dagangan di Pasar Kutabumi Serahkan Diri
Kendati begitu, Sigit belum dapat mengungkapkan jumlah pelaku yang berhasil diidentifikasi. Sebab, apabila hal itu diungkapkan, dikhawatirkan dapat menghambat proses penyelidikan.
"Maaf untuk kepentingan penyidikan sementara, kami belum bisa sampaikan identitasnya," ucap dia.
Sejalan dengan itu, Sigit mengimbau pelaku segera menyerahkan diri.
"Kami mengimbau kepada pihak yang terlibat untuk secara sukarela untuk menyerahkan diri kepada polisi dan kami akan menegakkan hukum secara profesional," kata Sigit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.