Mulanya, cekcok antara Damaris dan Diki diduga karena mereka serempetan di tengah kemacetan.
Namun, Pudjo mengungkapkan, cekcok terjadi karena Damaris menegur para pengendara motor yang melawan arus.
Pagi itu, Damaris sedang melintas dengan motornya dari arah PGC menuju Gedung BNN.
Kemudian, ia berpapasan dengan pengendara motor lainnya yang berlawanan arah. Mereka hendak menuju PGC dari Cawang.
Menurut Damaris hal tersebut tidak hanya membahayakan dirinya, tetapi juga pengendara motor lainnya.
"Kemudian, dia tegur keras kepada yang lawan arah. Dari arah belakang, ada seseorang tidak dikenal yang kemudian diketahui bernama Diki," ujar Pudjo.
"Diki menegur yang bersangkutan, 'Bang jangan keras-keras, itu orang yang sudah tua'. Kemudian, yang bersangkutan membalas dan terjadi debat," sambung Pudjo.
4. Korban tendang motor pelaku
Usai Diki menegur Damaris yang menegur pengendara motor lain, mereka terlibat adu mulut. Usai berdebat sambil mengendarai motor masing-masing, Diki menendang motor Damaris.
Diki lalu menepi dan berhenti di depan RS UKI Cawang. Ia mencopot helm dan Damaris menghampirinya.
5. Dipukul pakai pistol dinas
Saat keduanya sudah saling berhadapan, adu mulut kembali terjadi.
Lalu, Damaris mengeluarkan senjata api (senpi) dinas miliknya untuk memukul dahi Damaris menggunakan gagangnya.
Setelah itu, sambung Pudjo, Damaris mengatakan bahwa ia tinggal di Cijantung.
6. Dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Timur