YA meminta pihak berwenang memberikan keadilan kepadanya. Ia juga meminta suaminya untuk mengajukan permohonan cerai secara baik-baik.
"Saya cuma minta tolong berikan saya keadilan seadil-adilnya. Kalau memang mau cerai ya cerailah baik-baik, kami buat kesepakatan hitam di atas putih," ucapnya.
Kemudian, YA meminta pertolongan ke Komnas Perlindungan Anak dan Komnas Perempuan atas KDRT yang menimpanya selama kurang lebih tiga tahun.
Baca juga: Selain KDRT, Oknum ASN di Bekasi Juga Diduga Telantarkan Anak
"Saya cuma minta untuk Komnas Perlindungan Anak dan Komnas Perempuan bantu saya dalam kasus ini, suami harus diperiksa kejiwaannya karena dia berani melakukan KDRT di depan anak," jelas YA.
Selain KDRT, YA menyebut AF juga menelantarkan ketiga anaknya.
YA mengaku selalu melapor ke tempat suaminya bekerja berkait nafkah anak-anaknya yang tidak terpenuhi.
"Saya sudah jatuh tertimpa tangga, pernah ada laporan di BNN waktu itu tahun 2022, kasus penelantaran istri dan anak. Kemudian kami rujuk, setelah rujuk ternyata KDRT," ujar YA.
YA mengatakan, dirinya merasa lelah selalu melapor apabila ketiga anaknya tidak mendapatkan hak-haknya.
"Beberapa kali juga saya melaporkan ke BNN terkait nafkah anak-anak, saya juga capek harus melaporkan setiap ada kebutuhan apa lapor, baru memenuhi," tuturnya.
YA mengatakan, AF sebagai kepala keluarga seharusnya menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab kepada keluarga.
"Saya enggak tahu dia di luar seperti apa, karena enggak tahu CCTV-nya. Tapi seharusnya sebagai suami itu tanggung jawab," ujar dia.
Baca juga: Setelah KDRT, Oknum ASN di Bekasi Kini Ajukan Permohonan Cerai, Istri: Saya Pasrah...
YA menuturkan, ia menikah dengan AF pada 2015. Kini, mereka telah dikaruniai tiga anak yang berusia 8, 7, dan 3 tahun.
"Lima tahun pernikahan, kami adem-adem saja. Puncaknya itu setelah lahiran anak ketiga. Saya mulai diusir tanpa sebab, terkait nafkah selama ini padahal saya enggak pernah nuntut," ucapnya.
Karena tidak mendapat nafkah, YA pontang-panting mencari uang. Bahkan, sampai sekarang dirinya masih sulit meminta pertanggungjawaban AF sebagai ayah.
"Saya waktu itu pontang-panting cari kekurangan. Luar biasa berjuangnya. Ini kan sudah gajian tanggal 2, orang BNN-nya bilang ini bukan wewenang saya. Harusnya kalau buat anak mah dikasih," ujar YA.