KABUPATEN BEKASI, KOMPAS.com - Koordinator marketing Villa Kencana Cikarang, Riko Mario mengakui, ada beberapa pemilik rumah yang menjual huniannya.
“Kalau sekarang sih, (dari pengembang), enggak ada yang dijual. Paling ya itu, ya namanya manusia punya problem ya, over kredit ada, take over, ada yang namanya enggak sanggup mengangsur,” ujar Riko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/6/2024).
Saat ditanya apakah pengembang memperbolehkan menjual rumah subsidi atau tidak, Riko tak menjawabnya.
Baca juga: Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Rumah Subsidi Terbengkalai Imbas Pandemi Covid-19
“Ya memang kebetulan kebanyakan gitu, yang ibaratnya BI checking-nya kurang bagus, dia mengambil over kredit, gitu solusinya. Karena kan membantu dia pengin punya rumah,” kata Riko.
Riko berujar, para pembeli rumah subsidi Villa Kencana Cikarang kebanyakan merupakan karyawan swasta yang berasal dari Jakarta.
“Kebanyakan karyawan, karyawan swasta, ada juga beberapa ASN. Tapi kan kebanyakan karyawan yang mengambil, karyawan, wirausaha. Kan dulu kan wirausaha bisa dibantu juga,” ujar dia.
“Kebanyakan yang diterima mah, saat ini, kebanyakan karyawan swasta yang sudah menetap gaji pokoknya,” lanjutnya.
Saat ditanya berapa rata-rata gaji karyawan swasta tersebut, Riko hanya menjawab mengikuti Upah Minimum Provinsi (UMP) pada saat itu.
“Kan setiap tahun, dia naik. Untuk kalangan-kalangan perumahan subsidi itu kan hampir Rp 10 juta kurang lebih. Dulu kan masih di harga Rp 140 juta-an, tapi kan sekarang sudah hampir Rp 187 juta harga jualnya,” pungkas dia.
Baca juga: Ini Pembelaan Marketing Villa Kencana Cikarang soal Rumah Subsidi Terbengkalai dan Tak Dihuni
Diberitakan sebelumnya, Kompleks perumahan subsidi di Cikarang, Jawa Barat, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2017, kini kondisinya memprihatinkan.
Perumahan yang bernama Villa Kencana Cikarang itu tampak seperti kota mati lantaran banyak rumah yang terbengkalai dan tak berpenghuni.
Villa Kencana Cikarang mempunyai segudang permasalahan pada kondisi bangunan rumah maupun lingkungan di sekitarnya.
Seorang warga bernama Joko (47) menduga rumah subsidi yang mereka beli ini banyak tidak tepat sasaran.
"Ini mungkin salah sasaran juga. Misal udah punya rumah, keuangannya bagus, invest kan di sini. Kemungkinan pasti ada," ujar Joko kepada Kompas.com, Rabu (19/6/2024).
Joko kemudian menunjuk sebuah rumah dengan bangunan yang berbeda dari unit lainnya.
Bangunan yang masih dalam tahap renovasi tersebut lebih kokoh dengan tiang penyangga yang lebih besar dari tipe rumah 25/60 milik Joko.
Sebagai Ketua RT 02/RW 11 Desa Karangsentosa, Joko juga mengetahui bahwa ada beberapa unit yang dimiliki oleh tentara dan polisi. Akan tetapi, mereka tidak bertugas di sekitar perumahan tersebut.
"Polisi ada, TNI juga ada. Tapi mereka enggak tugas di sini, tugas di luar," tambah Joko.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com pada 2017, rumah subsidi ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 Mei 2017.
Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ini merupakan karya PT Arrayan Bekasi Development (SPS Group).
Menempati lahan seluas 105 hektar, rumah yang dibangun sebanyak 8.749 unit ini mempunyai tipe per unit 25/60. Pembangunan Villa Kencana Cikarang dimulai sejak 2016.
Untuk akses KPR subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), masyarakat mendapat bunga acuan 5 persen dengan masa tenor 20 tahun.
Melalui FLPP, masyarakat hanya membayar uang muka atau down payment (DP) 1 persen, yakni Rp 1,41 juta dan cicilan sekitar Rp 800.000 per bulan.
Baca juga: Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.