Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Kompas.com - 29/06/2024, 09:17 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Polri memproteksi data internal lebih ketat menyusul dugaan jual beli data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) milik Polri di situs gelap (dark web).

“Tentu kami berharap kepolisian bisa memberikan pelindung tambahan terkait data (internal),” kata anggota Kompolnas Mohammad Dawam saat mengecek Mapolsek Mampang di Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024).

Selain memberikan perlindungan tambahan, Dawam meminta Polri untuk melakukan pencadangan terhadap seluruh data. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika ditemukan kebocoran data.

“Kami juga mendorong Polri untuk mencadangkan data-datanya. Karena bisa saja ada kejadian tak diduga di kemudian hari,” tutur dia.

Meski begitu, Dawam meyakini Mabes Polri telah melakukan sejumlah upaya terkait pengamanan data. Ia meyakini Polri bisa menjaga data yang mereka miliki.

“Saya meyakini kepolisian, dalam hal ini Mabes Polri, sudah melakukan langkah terukur terkait masalah itu (data),” ucap dia.

Baca juga: Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di Dark Web

Lebih lanjut, Dawam berharap, siapa pun yang membocorkan data rahasia milik negara bisa dihukum seberat-beratnya. Terlebih, jika data itu dimanfaatkan untuk sesuatu yang tidak baik.

"Dalam proses pelaksanaannya, kalau memang ditemukan pembocor data itu adalah dalam rangka kejahatan internasional, maka pasal yang diterapkan harus pasal yang berkesesuaian dengan pelanggarannya," imbuh dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Polri terkait dengan adanya isu data INAFIS diduga diperjualbelikan di dark web.

"Intinya kan tadi itu kan isunya kan isu, isu ada diperjualbelikan di dark web kan gitu, tentu kan tugas kita adalah konfirmasi kepada si pemilik yang kemungkinan pemilik data (Polri), kan gitu," kata Hinsa di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Menurut Hinsa, Polri mengaku data itu merupakan data lama. Hinsa menyebut isu tersebut juga tidak berkaitan dengan serangan siber di Pusat Data Nasional (PDN) yang jadi sorotan beberapa hari terakhir.

"Jawaban dari Kepolisian, 'Oh kami tidak ada kebocoran itu mungkin data-data lama'. Jadi tidak ada juga kaitannya dengan kejadian ini (gangguan serangan siber PDN), sangat beda ini," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Khawatirnya Dede Lewat Jembatan Gantung Pasar Minggu, Tuntun Motor karena Takut “Nyungsep”

Khawatirnya Dede Lewat Jembatan Gantung Pasar Minggu, Tuntun Motor karena Takut “Nyungsep”

Megapolitan
Babak Baru Kasus Anak Bunuh Ayah di Jaktim, Putri Kedua Ditetapkan sebagai Tersangka

Babak Baru Kasus Anak Bunuh Ayah di Jaktim, Putri Kedua Ditetapkan sebagai Tersangka

Megapolitan
Polisi Benarkan Paket Mi Instan yang Dibawa Ojol di Jakbar Berisi Sabu

Polisi Benarkan Paket Mi Instan yang Dibawa Ojol di Jakbar Berisi Sabu

Megapolitan
Disdik Diminta Cabut KJP Siswa yang Ketahuan Judi 'Online'

Disdik Diminta Cabut KJP Siswa yang Ketahuan Judi "Online"

Megapolitan
Soal Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang, Tenaga Ahli KSP: Bukan Terbengkalai, Sudah Ada Pemilik tapi Tak Dihuni

Soal Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang, Tenaga Ahli KSP: Bukan Terbengkalai, Sudah Ada Pemilik tapi Tak Dihuni

Megapolitan
Gibran Blusukan ke Pasar Nangka Kemayoran Bareng Raffi Ahmad, Warga Berebut Swafoto

Gibran Blusukan ke Pasar Nangka Kemayoran Bareng Raffi Ahmad, Warga Berebut Swafoto

Megapolitan
Jadi Korban Tabrak Lari, Pengendara Motor di Kelapa Gading Patah Tulang

Jadi Korban Tabrak Lari, Pengendara Motor di Kelapa Gading Patah Tulang

Megapolitan
 Sudah Hampir Sebulan Penyebab Kebakaran Hotel di Alam Sutera Belum Terungkap, Polisi : Tunggu Hasil Puslabfor

Sudah Hampir Sebulan Penyebab Kebakaran Hotel di Alam Sutera Belum Terungkap, Polisi : Tunggu Hasil Puslabfor

Megapolitan
Ada Demo Buruh, Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Patung Kuda Situasional

Ada Demo Buruh, Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Patung Kuda Situasional

Megapolitan
Buka Peluang Koalisi dengan PKS di Pilkada Bogor, PDI-P Ungkap Nama Kandidat

Buka Peluang Koalisi dengan PKS di Pilkada Bogor, PDI-P Ungkap Nama Kandidat

Megapolitan
Diperiksa Bawaslu, ASN Depok yang Diduga Hadiri Deklarasi IBH Punya Alibi Kuat

Diperiksa Bawaslu, ASN Depok yang Diduga Hadiri Deklarasi IBH Punya Alibi Kuat

Megapolitan
Heru Budi Harap Penerima Bansos KJP dan KJMU Tak Terlibat Judi Online

Heru Budi Harap Penerima Bansos KJP dan KJMU Tak Terlibat Judi Online

Megapolitan
Menjelang Demo Ribuan Buruh Tekstil, Arus Lalin di Depan Patung Kuda Ramai Lancar

Menjelang Demo Ribuan Buruh Tekstil, Arus Lalin di Depan Patung Kuda Ramai Lancar

Megapolitan
Saat Tenda-tenda Pengungsi WNA Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR Dibongkar...

Saat Tenda-tenda Pengungsi WNA Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR Dibongkar...

Megapolitan
Gibran Blusukan ke Kampung Deret Bareng Raffi Ahmad, Warga Putar Lagu 'Oke Gas'

Gibran Blusukan ke Kampung Deret Bareng Raffi Ahmad, Warga Putar Lagu "Oke Gas"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com