Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satwa Eks Topeng Monyet Dilepasliarkan

Kompas.com - 25/09/2014, 17:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 67 monyet yang sebelumnya dipekerjakan untuk menari dan mengemis di jalanan Ibu Kota, kini sudah dinyatakan sehat dan sebagian di antaranya siap dilepasliarkan.

Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni saat jumpa pers di Aula Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI) di Jalan Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (24/9), mengatakan, monyet jenis ekor panjang ini eks topeng monyet yang dirazia dan ditangkap pada kurun waktu Oktober hingga Desember 2013.

”Kala itu ada 87 ekor yang ditangkap. Tapi karena mati alami atau karena sakit, jumlahnya berkurang hingga tinggal 67 ekor,” kata Darjamuni.

Menurut Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Benvika, monyet yang dipekerjakan untuk mengemis atau topeng monyet itu melanggar tujuh aturan hukum antara lain UU No 5/1990 tentang Konservasi dan Keanekaragaman Hayati dan KUHP Pasal 302 tentang kesejahteraan satwa.

Baik Darjamuni maupun Benvika mengatakan, monyet jenis ekor panjang ini dilarang dijadikan obyek dalam topeng monyet ataupun dipelihara sebagai binatang piaraan karena beberapa sebab.

”Dilarang karena monyet ini satwa liar yang hidupnya memang di hutan. Dalam proses mendidik jadi topeng monyet penuh siksaan dan kekejaman. Monyet ini juga dapat menularkan penyakit kepada manusia, seperti TBC, hepatitis, rabies, dan cacingan,” kata Benvika.

Benvika menambahkan, topeng monyet melanggar aspek kesejahteraan hewan. Dalam kesejahteraan hewan dikenal ada lima kebebasan, yaitu bebas dari lapar, haus dan malnutrisi; bebas rasa takut dan tertekan; bebas penderitaan fisik dan panas; bebas dari sakit, cedera, dan penyakit; serta bebas mengekspresikan perilaku normal alami.

Sementara, monyet yang dilatih jadi topeng monyet sengaja tidak diberi makan, digantung, dan berbagai bentuk kekerasan lain agar satwa itu menurut kepada pemiliknya.

Kepala BKHI Eko Henry Witjaksono mengatakan, periode pertama pelepasliaran monyet, ada delapan ekor yang akan dipindahkan ke Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya secara bertahap, monyet yang tersisa akan menyusul ke Cikepuh atau ke Ujung Kulon, Banten. (NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com