Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Kartini Disebut Sering Adukan Atasannya, tetapi Tak Pernah Terbukti

Kompas.com - 23/11/2016, 14:32 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP) DKI Jakarta Rita Sri menjelaskan soal adanya dugaan penyimpangan di internal PPKP. Rita mengatakan, dokter yang melaporkan ini kepada Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono sudah sering melaporkan dugaan-dugaan itu.

"Itu sudah kegiatan rutin dia setiap tahun dan setiap ada pimpinan baru, dia pasti melaporkan hal serupa," ujar Rita ketika dihubungi, Rabu (23/11/2016).

Rita mengatakan, pimpinan PPKP sebelum dia juga dilaporkan oleh dokter itu. Namun, sampai sekarang tuduhannya tidak pernah terbukti.

Rita menolak menjelaskan lebih lanjut mengenai dugaan penyimpangan yang dilaporkan dokter bernama Kartini itu. Dia memilih untuk menunggu hasil investigasi Inspektorat DKI.

"Kalau mau tanya benar apa enggaknya, kita tunggu saja karena saya enggak bisa melangkahi Inspektorat DKI," ujar Rita.

Rita hanya memastikan bahwa semua pegawai di PPKP sudah bekerja sesuai prosedur. Siang ini, Rita dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedia sudah dipanggil untuk menghadap Sumarsono.

Koesmedi juga mengatakan bahwa dokter Kartini sudah sering membuat laporan-laporan penyimpangan. Namun, setelah ditelusuri, tidak pernah ada penyimpangan atas laporan yang dia lakukan.

"Tidak ada sesuatu yang aneh. Semua dokumen ada, bukti pemeriksaan ada," ujar Koesmedi.

Koesmedi juga menyerahkan masalah ini kepada Inspektorat DKI. Kartini melapor soal dugaan penyimpangan kepada Sumarsono tadi pagi.

Kata Sumarsono, Kartini melaporkan adanya kegiatan yang dianggarkan, padahal tidak dibutuhkan. Kemudian, ada tenaga honorer yang menerima gaji tidak sesuai dengan yang dicatat di pengeluaran.

"Lalu dia kan programkan 'Sehat Tanpa Obat', tapi di sisi lain kegiatan itu justru banyak obat. Ini kan kontradiktif. Mungkin dia curiga kenapa ada obat-obat yang enggak perlu tapi dipaksakan ke pegawai," ujar Soni.

Soni tidak mau langsung mengamil keputusan sebelum ada hasil penyelidikan dari Inspektorat DKI. Sebab, bisa saja laporan Kartini bersifat emosional.

"Dia datang karena emosional dari kemarin. Terus infonya ada tekanan, intimidasi dari SMS yang dia terima. Sebagai orangtua di DKI, saya harus bisa menampung keluhan itu," ujar Soni.

Kompas TV Dinkes DKI Jakarta: Kelangkaan Vaksin Sejak 2014
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com