Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Taksi Blue Bird dan Express Belum Naik

Kompas.com - 12/07/2013, 13:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah sopir taksi di kawasan Melawai, Blok M, Jakarta Selatan, mengaku belum mengetahui adanya kenaikan tarif baru taksi. Saat ini mereka masih menggunakan tarif lama.

Zainuddin (35), seorang sopir taksi Blue Bird mengatakan bahwa dia juga belum mendapat imbauan dari kantornya terkait kenaikan tarif baru. Sampai Jumat (12/7/2013) siang, dia mengatakan, tarif taksi yang dikemudilannya masih menggunakan tarif Rp 6.000 saat membuka pintu.

"Teman-teman Blue Bird lain kayaknya juga gitu, masih tarif lama. Yang Express juga gitu, tuh. Saya sih enggak begitu tahu (tentang tarif baru), tapi kantor juga belum ngabarin," ujarnya saat ditemui Kompas.com di kawasan Melawai, Blok M.

Sementara Alvin (33), sopir taksi Express yang juga ditemui di lokasi yang sama, juga mengaku masih menggunakan tarif lama. Menurutnya, dia mengetahui ada tarif baru namun belum ada imbauan untuk menaikkan tarif.

"Saya sih enggak masalah. Pas (harga) BBM naik, sampai sekarang belum ada pengaruh ke penghasilan," ungkapnya.

Tarif baru taksi meliputi seluruh tarif taksi reguler, baik tarif atas maupun tarif bawah. Adapun taksi reguler adalah taksi yang selama ini menggunakan bahan bakar BBM bersubsidi. Untuk tarif atas yang meliputi taksi Blue Bird, Diamond, dan White Horse, tarif awal membuka pintu naik menjadi Rp 7.000, dari sebelumnya Rp 6.000. Tarif berjalan menjadi Rp 3.600 per kilometer, dari sebelumnya Rp 3.000.

Sementara untuk tarif menunggu menjadi Rp 42.000 per jam, dari sebelumnya Rp 30.000. Untuk tarif bawah yang meliputi taksi Express, Taxiku, Primajasa dan beberapa taxi lainnya, tarif awal buka pintu naik menjadi Rp 6.000, dari sebelumnya Rp 5.000. Sementara untuk taksi eksekutif seperti Silver Bird, taksi Alphard, yang selama ini menggunakan bahan bakar BBM non-subsidi, tarif tidak mengalami kenaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com