Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kebakaran Kelapa Gadung Tolak Pindah Lokasi Pengungsian

Kompas.com - 04/10/2013, 08:54 WIB
Mukhamad Kurniawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas dari 1.325 keluarga korban kebakaran di Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, menolak pindah dari tenda-tenda pengungsian di Jalan Inspeksi Kali Sunter ke Gedung Judo di Jalan Kelapa Puan Raya, Kelapa Gading. Mereka menolak pindah karena alasan menjaga barang dan jauh dari lokasi usaha.

Hingga Jumat (4/10/2013) pagi, tenda-tenda yang didirikan warga masih terlihat di pinggir Kali Sunter di sisi timur. Lokasinya dekat dengan rumah di atas lahan seluas sekitar 5 hektar yang terbakar, Selasa (1/10/2013) dini hari.

Menurut catatan Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, hingga Kamis (3/10/2013) pukul 16.00, baru 107 keluarga dengan 446 jiwa yang mengungsi ke Gedung Judo, sekitar tiga kilometer dari lokasi kebakaran atau tenda pengungsian sebelumnya. Padahal, tercatat 1.325 keluarga dengan 5.300 jiwa yang menjadi korban kebakaran di RT 07, 08, dan 09 RW 13, Kelurahan Kelapa Gading, Kecamatan Kelapa Gading.

Sejumlah korban kebakaran warga RT 07 dan RT 08 RW 13 mengaku berat untuk mengungsi ke Gedung Judo karena harus menjaga perabot dan harta benda yang tersisa. Selain itu, mereka tak ingin lebih jauh dari lokasi usaha di Jalan Boulevard Artha Gading. Bersama tetangganya, warga bertahan di sekitar lokasi kebakaran di tepi Jalan Inspeksi Kali Sunter.

Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Utara Ika Lestari menambahkan, meski relatif kecil, jumlah korban kebakaran yang mengungsi ke Gedung Judo terus bertambah. Pada Rabu (2/10/2013) malam, tercatat 47 keluarga dengan 280 jiwa, kemudian bertambah jadi 107 jiwa pada Kamis sore. "Kami terus menerima karena gedung bisa diisi hingga 1.000 jiwa," ujarnya.

Selain Gedung Judo, lanjut Ika, pemerintah kota Jakarta Utara tengah mencari gedung lain untuk menampung pengungsi. Harapannya, warga khususnya anak-anak dan ibu-ibu lebih nyaman tinggal karena dekat dengan fasilitas air bersih, pos kesehatan, mandi cuci kakus, serta mendapat pasokan makanan dan minuman yang lebih terjamin.

Pada Rabu malam, sejumlah instansi, seperti Polri, Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, membongkar 15 tenda pengungsian di Jalan Inspeksi Kali Sunter. Selain menghambat lalu lintas, pengungsi dinilai tak nyaman tinggal karena terlalu panas di siang hari, banyak nyamuk, dan dingin di malam hari.

Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono mengatakan, belum ada solusi relokasi bagi warga korban kebakaran. "Pemerintah akan memfasilitasi korban yang tercatat sebagai warga DKI Jakarta ke rumah susun, tetapi sejauh ini belum ada unit rusun yang kosong," ujarnya.

Nasib korban kebakaran di Kelapa Gading Barat ini serupa dengan korban kebakaran di Kampung Kebun Tebu RT 19 RW 17, Penjaringan. Sebagian besar dari 52 keluarga korban kebakaran memilih tinggal di lantai dasar Rusun Waduk Pluit. Selain dilarang oleh pemerintah karena lahan yang mereka tempati adalah lahan negara yang akan segera ditata, mereka mengaku tak punya dana untuk membangun hunian.

Aparat kelurahan dan kecamatan sempat menawarkan Rusun Pinus Elok di Jakarta Timur sebagai tempat relokasi, tetapi warga menolak. Mereka beralasan lokasi rusun jauh dari tempat kerja atau sekolah di Muara Baru Penjaringan, Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com