Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Foke Salip Kebijakan Pusat

Kompas.com - 28/10/2013, 19:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Suhardjo mengaku kebijakan zonasi perairan Indonesia yang baru akan diterapkan, terutama di Jakarta, disalip oleh Fauzi Bowo, mantan Gubernur DKI.

Kepada wartawan seusai membahas kebijakan itu dengan Gubernur DKI Joko Widodo di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Senin (28/10/2013) siang, Cicip mengungkapkan, meski payung hukum kebijakan itu, yakni UU No 27, telah terbit tahun 2007, Perpresnya baru keluar pada bulan Desember 2013 yang lalu.

"Nah, ternyata di teluk Jakarta, reklamasi sudah diberikan izin oleh gubernur terdahulu. Saat itu diizinkan, Perpresnya belum ada. Jadi, ya sudah, terjadi. Kita enggak bisa buat apa-apa," ujarnya.

Cicip mengatakan, padahal, dengan kebijakan zonasi perairan, pemerintah pusat ingin menentukan peruntukan perairan di Jakarta. Apakah akan dijadikan sebagai daerah industri, ekonomi, pariwisata, perikanan, konservasi, dan lain-lain.

Sayangnya, izin Foke mendahului kebijakannya. Padahal, lanjut Cicip, DKI Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki potensi yang besar, tidak hanya daratan, tapi juga di wilayah perairannya.

Gubernur DKI Joko Widodo tidak menanggapi pernyataan sang menteri soal salip-menyalip itu. Jokowi hanya mengapresiasi positif langkah pemerintah pusat yang ikut ambil bagian dalam pembangunan sebuah daerah, apalagi Jakarta.

Ke depan, pembangunan di utara Jakarta pun dipastikan akan berkiblat pada kebijakan zonasi. "Kebijakan zonasi ini akan kita sesuaikan dengan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang). Misalnya, di bawah laut ada kabel, pipa gas, semuanya harus diakomodasi oleh zonasi itu," ujar Joko Widodo.

Sebelumnya diberitakan, pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menerapkan sistem zonasi pada perairan yang berdekatan dengan kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. "Ada 300 kabupaten kota se-Indonesia yang punya (perairan). Kita harus atur dan zonasikan," ujar Cicip di kantornya seusai bertemu Jokowi.

Cicip mengungkapkan, kebijakan tersebut tengah dibahas oleh pihaknya di KKP. Jika pembahasan tersebut berjalan lancar, kebijakan tersebut akan diterapkan pada tahun 2014 yang akan datang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com