Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Jakarta Cium Korupsi di JLNT

Kompas.com - 04/02/2014, 20:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi B DPRD Jakarta, Prassetio Edi Marsudi, menduga kuat terjadi praktik korupsi pada pengerjaan Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang. Sejumlah fakta di lapangan, menurutnya, menunjukkan dugaan itu.

Pertama, kualitas aspal hotmix jalan tersebut sangatlah rendah. Akibatnya, kerusakan jalan sangat cepat terjadi. Kedua, proyek tersebut diketahui sempat mengalami penundaan proyek. Ketiga, ada ketidakjelasan siapa pihak yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan JLNT pascarampungnya proyek jalan tersebut.

"Memang sejak awal proyek JLNT ada bau korupsi. Kita enggak tahu kenapa itu bisa terus berjalan," ujar politisi PDI-P itu di Balaikota, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/2/2014) siang.

Pras meminta Jokowi dan Basuki memanggil semua kontraktor yang mengerjakan proyek yang diresmikan pada 31 Desember 2013 tersebut dan mempertanyakan temuan kejanggalan itu. Dia juga meminta proyek tersebut kembali diaudit keuangan.

Pras mengakui, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pernah mengaudit proyek tersebut. Namun, hasilnya tak pernah sampai ke DPRD DKI Jakarta. Oleh sebab itu, audit JLNT perlu dilaksanakan kembali dan hasilnya diumumkan kepada publik.

"Audit yang kita maksud itu kenapa kualitas jalannya jelek. Kita pasti dukung itu. Kan kasihan Pak Jokowi dan Pak Ahok kalau ia harus tanggung jawab, sementara enggak tau apa-apa," ujarnya.

Kompas.com belum dapat mengonfirmasi tudingan dugaan itu kepada kontraktor JLNT. Project Manager PT Istaka Karta, Firmansyah Ibnu, pihak yang kerap dikonfirmasi seputar JLNT, tidak dapat dihubungi soal penyebab aspal jalan itu cepat rusak.

Namun, Kepala Dinas PU Manggas Rudy Siahaan mengatakan bahwa cepat rusaknya JLNT lantaran kualitas aspal yang jelek. Kualitas itu memudahkan aspal rusak meski dalam kondisi hujan biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bisa Periksa Ulang Teman dan Kerabat Akseyna, Mahasiswa UI yang Tewas 9 Tahun Lalu

Polisi Bisa Periksa Ulang Teman dan Kerabat Akseyna, Mahasiswa UI yang Tewas 9 Tahun Lalu

Megapolitan
Pemkot Jakut Minta Pengurus RT dan RW Awasi Warga Agar Tak Terjerumus Judi Online

Pemkot Jakut Minta Pengurus RT dan RW Awasi Warga Agar Tak Terjerumus Judi Online

Megapolitan
Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Polisi Tangkap Perekrut Selebgram untuk Promosikan Judi Online di Bogor

Polisi Tangkap Perekrut Selebgram untuk Promosikan Judi Online di Bogor

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diduga Diculik Saat Orangtua Pergi ke Pasar

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diduga Diculik Saat Orangtua Pergi ke Pasar

Megapolitan
Pengamat Nilai Duet Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta Tetap Menjual karena Faktor Anies

Pengamat Nilai Duet Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta Tetap Menjual karena Faktor Anies

Megapolitan
Kasus Bus Wisata Kena Pungli Jukir Liar, Heru Budi Klaim Ada Tim yang Awasi 100 Titik Parkir

Kasus Bus Wisata Kena Pungli Jukir Liar, Heru Budi Klaim Ada Tim yang Awasi 100 Titik Parkir

Megapolitan
Gara-gara Rokok, Gudang Cat di Kelapa Gading Terbakar

Gara-gara Rokok, Gudang Cat di Kelapa Gading Terbakar

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Heru Budi Minta Warga Saling Jaga Anak-anak

Bocah Tewas Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Heru Budi Minta Warga Saling Jaga Anak-anak

Megapolitan
Bawaslu Tingkat Kota DKI Tak Punya Ruang Gakkumdu, Dikhawatirkan Berdampak pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Bawaslu Tingkat Kota DKI Tak Punya Ruang Gakkumdu, Dikhawatirkan Berdampak pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Megapolitan
Cegah Kehilangan Motor, Pengelola Parkir RTH Kalijodo Akan Pasang CCTV

Cegah Kehilangan Motor, Pengelola Parkir RTH Kalijodo Akan Pasang CCTV

Megapolitan
Kasus Kematian Akseyna UI, Polisi: Jika Dibunuh, Ada 'Gap' 6 Hari Untuk Pelaku Hilangkan Jejak

Kasus Kematian Akseyna UI, Polisi: Jika Dibunuh, Ada "Gap" 6 Hari Untuk Pelaku Hilangkan Jejak

Megapolitan
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI, DPD Golkar: Kami Masih dengan KIM

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI, DPD Golkar: Kami Masih dengan KIM

Megapolitan
Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Megapolitan
Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com