Andi, seorang warga yang ditemui Kompas.com, Selasa (28/10/2014), mengeluh karena banyak atap yang bocor ketika hujan turun.
"Waduh kalau hujan itu ember di mana-mana sampai pusing saya, padahal kita rajin iuran setiap bulannya," ujar Ketua RT Blok A Kluster Kerapu itu.
Sementara itu, Nanang, warga Blok A7 Kluster Kerapu, mengaku sampai memperbaiki sendiri unit rusunnya yang bocor.
"Udah dibenerin, tapi ya sendiri, pakai modal sendiri juga. Habis, ngarepin pengelola (untuk memperbaiki) lama. Cuma ya gitu karena dibenerin seadanya, ya tetap bocor lagi," tutur Nanang.
Andi mengaku sudah melaporkan persoalan itu ke pihak pengelola pada 5 Oktober lalu. Namun, sampai saat ini, belum ada respons dari pihak pengelola.
"Setiap kita follow up lagi laporan mengenai unit rusun yang bocor, pengelola tidak pernah memberi jawaban pasti kapan akan diperbaiki," imbuh Andi.
Menurut catatannya, ada 67 unit rusun yang bocor. Kebanyakan kebocoran itu ada di kamar mandi dan ruang tamu.
Pihak RT mengaku tidak enak terhadap warga karena kerap sekali warga membuat laporan kebocoran rusun yang mereka huni. Blok A7 Kluster Kerapu memang sempat telantar selama 6 tahun. Akibatnya, ketika warga mengisi setahun yang lalu, banyak fasilitas rusun yang kondisinya memprihatinkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.