JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Masjid Luar Batang Mansur Amin menceritakan kejanggalan yang ia dan warga Luar Batang alami, sebelum ada wacana permukiman Luar Batang akan ditertibkan. Kejanggalan itu terjadi pada tanggal 13, 14, dan 22 Maret 2016, saat pengurus RW dan RT setempat di Luar Batang diundang oleh Lurah Penjaringan Suranta.
Undangan tersebut dalam rangka sosialisasi rencana penataan kawasan Luar Batang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Pas undangan itu, ganti-gantian, satu hari di RW 01, terus besoknya di RW 02, baru RW 03. Habis rapat, ketua RT dikasih Rp 2 juta, ketua RW dikasih Rp 3 juta. Katanya buat uang trasport sama sembako. Di situ kita curiga," kata Mansur kepada Kompas.com, Kamis (28/4/2016).
Menurut Mansur, biasanya ketika diundang oleh kelurahan seperti yang dilakukan kemarin, memang ada sejumlah uang yang diberikan kepada pengurus warga, namun nominalnya tidak sebesar itu.
Biasanya, yang pengurus warga terima adalah sekitar Rp 30.000 yang dihitung sebagai uang transport. Baru pertama kali saat itu mereka menerima uang sebanyak itu. (Baca: Menteri Ferry Pastikan Luar Batang merupakan Lahan Negara)
Masih di tengah kebingungan, tidak lama setelah undangan sosialisasi penataan kawasan Luar Batang, muncul wacana untuk menggusur permukiman Luar Batang. Hal itulah yang membuat warga resah dan menolak program apapun dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk permukiman Luar Batang.
Belum ada pertemuan lagi antara warga dengan pihak Kelurahan Penjaringan setelah itu. Hal yang justru mencuat ke permukaan adalah komentar-komentar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menegaskan tetap menggusur warga di permukiman Luar Batang.
Hingga warga akhirnya menerima tawaran Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum mereka untuk memperjuangkan tempat yang mereka tinggali itu. (Baca: Yusril Pertanyakan Pernyataan Kepala BPN soal Status Luar Batang Tanah Negara)
Kompas.com telah menghubungi Suranta untuk mengkonfirmasi pernyataan Mansur, namun belum direspons.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.