JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kasus kejahatan di Jakarta tidak kunjung menemui titik terang akibat sulitnya polisi mendapatkan rekaman kamera CCTV di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
"Selama ini, kan, kami pakai CCTV milik warga yang ada di sekitar TKP," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2018).
Menurutnya, hal itu tidak dapat selalu membantu karena tidak semua CCTV mengarah ke jalanan yang bisa jadi menjadi lokasi kejahatan.
Baca juga: Keterbatasan CCTV di Jalan Sulitkan Polisi Ungkap 3 Kasus di Kemang
"Mereka biasanya memasang (kamera) CCTV, kan, untuk melindungi propertinya sendiri. Jadi biasanya cuma sampai di depan pintu utama saja. Padahal ada lokasi kejahatan di jalanan," katanya.
Hal inilah, lanjutnya, yang menjadi salah satu kendala penanganan tiga kasus kejahatan di Kemang, Jakarta Selatan.
Polisi kesulitan mengungkap kasus ini karena tidak ada kamera CCTV yang merekam ke arah jalan.
Baca juga: Pasca Orangutan Dilempari Rokok, Kapolda Sarankan Kebun Binatang Bandung Pasang CCTV
Sebut saja kasus perampokan seorang musisi di Kemang yang hingga ini pelakunya masih dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kemudian peristiwa pengeroyokan anggota Brimob dan perusakan motor oleh geng motor yang lokasinya juga berada di Jalan Kemang Raya.
Contoh lainnya adalah penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Baca juga: Polisi Periksa 10 Saksi dan 10 Kamera CCTV Terkait Keributan di Kemang
Polisi telah memeriksa sejumlah CCTV yang berada di radius 500 meter dari tempat kejadian. Polisi telah bekerja sama dengan Australian Federal Police (AFP) guna mempelajari gambar rekaman CCTV, tetapi hasilnya masih nihil.