Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Beroperasi, Angkot OK 16 Masih Sepi Penumpang

Kompas.com - 28/06/2018, 20:28 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari pertama beroperasi, Kamis (28/6/2018), angkot OK Otrip 16 (OK 16) rute PGC-Condet masih sepi penumpang.

Pantauan Kompas.com yang menumpang angkot bernomor 115, selama 2 kali bolak balik di rute yang sama, hanya 6 penumpang yang naik angkot itu.

Sepinya pengguna angkot ini dikarenakan masih banyak penumpang yang belum mengetahui bahwa mereka harus naik di titik pemberhentian bus.

"Iya sepi ini karena orang belum pada tahu kalau naik di mana, sedangkan kan itu plang (tanda) bus stop-nya jauh-jauh," ujar sopir OK 16, Adi, kepada Kompas.com.

Namun, Adi menganggap sepinya penumpang pada hari pertama beroperasinya angkot OK 16 masih wajar.

Menurut dia, masih perlu dilakukan sosialisasi bagi penumpang.

"Enggak apa-apa mungkin ini masih awal kalau sudah pada tahu juga pasti kayak biasa," kata dia.

Baca juga: Hari Pertama Beroperasi, Angkot OK Otrip Rute PGC-Condet Gratis

Di sisi lain, sopir OK 16, Hafiz Jainuddin, menilai bahwa jumlah penumpang pada pengoperasian hari pertama OK 16 ini tergolong normal.

Sebab, selama 2 kali bolak balik, Hafiz sudah mengangkut 16 penumpang.

"Ini sebenarnya normal saja ya untuk angkot yang pertama beroperasi, jadi tidak bisa dibilang sepi banget juga. Ya normal saja. Memang kalau dibandingkan angkot biasa memang lebih sedikit," ujar dia.

Hafiz pun optimistis bahwa ke depannya seluruh penumpang di daerah PGC-Condet akan menggunakan OK Otrip jika sudah tersosialisasi dengan baik.

"Karena kan daerah sini ya adanya angkot ini saja, kalau semua T 07 KWK sudah jadi OK16 pasti penumpang naik ini, yang penting penanda bus stop itu dibikin dekat-dekat, karena kasihan penumpangnya," ujar lelaki berusia 39 tahun ini.

Baca juga: 28 Juni, OK Otrip Rute PGC-Condet Beroperasi

OK Otrip merupakan program unggulan Pemprov DKI Jakarta di sektor transportasi.

Sebelumnya, telah tersedia 6 rute OK Otrip yakni Kampung Melayu-Duren Sawit (OK 2), Lebak Bulus-Pondok Labu (OK 3), Grogol-Tubagus Angke (OK 4), Semper-Rorotan (OK 5), Kampung Rambutan-Pondok Gede (OK 6), dan Tanjung Priok-Bulak Turi (OK 15).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com