Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Napi Kendalikan Peredaran Narkoba dari Balik Jeruji Besi

Kompas.com - 01/08/2018, 07:41 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam berbagai kasus, narapidana bertindak sebagai pengendali peredaran narkoba.

Sebut saja pada kasus penyelundupan 1.462 pak narkoba dengan berat bruto 1.434 kilogram narkotika jenis ganja dalam truk bermuatan limbah ikan asin yang terungkap pada 30 Juli lalu.

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Purwadi mengatakan, bau busuk dari limbah ikan asin sengaja digunakan untuk menyamarkan bau ganja sehingga dapat mengelabui petugas dan mengganggu kepekaan penciuman anjing pelacak.

Penyelundupan ganja ini dikendalikan oleh narapidana kasus narkoba dari LP Gintung Cirebon dan LP Lampung. Dalam kasus ini polisi telah mengamankan 6 orang yang masuk dalam jaringan peredaran narkoba ini.

Baca juga: Napi Kendalikan Penyelundupan 1,4 Ton Ganja Dalam Tumpukan Limbah Ikan Asin

Masih dalam bulan yang sama, seorang remaja berinisaial RS (17) ditangkap karena nekat bekerja sama dengan AS, seorang narapidana (napi) kasus money laundry narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang untuk menyelundupkan ekstasi asal Perancis.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yowono mengatakan, meskipun ekstasi berasal dari Perancis, distribusi salah satu jenis narkoba tersebut dikendalikan oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Nigeria yang hingga kini masih dalam pengejaran polisi.

"Yang mengendalikan WNA asal Nigeria bernama Mr. Paul. Makanya jaringan distribusi narkoba ini disebut jaringan Internasional Nigeria-Indonesia," ujar Argo, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (20/7/2018).


Ia mengatakan, RS dan AS berkomunikasi melalui ponsel. Hingga kini, polisi masih menyelidiki bagaimana AS dapat memperoleh ponsel meski tengah mendekam di dalam jeruji lapas.

Setelah mendapatkan informasi mengenai akan dilakukannya distribusi narkoba ini, polisi membentuk tim untuk menyelidiki alur peredarannya.

Baca juga: BNN Ungkap Sindikat Narkoba dan Pencucian Uang di Surabaya


Cara napi berkomunikasi dengan dunia luar

Meski berada di balik jeruji besi, para napi ternyata memiliki trik-trik khusus untuk dapat berkomunikasi dengan dunia luar.

Berbagai spekulasi mengenai cara para napi menjalin komunikasi dengan jaringannya bermunculan. Salah satu cara yang dicurigai menjadi taktik para napi tersebut adalah dengan menyelundupkan ponsel.

Pembesuk hingga "orang dalam" lapas dicurigai menjadi mediator yang memudahkan para napi mendapatkan ponsel.

Sejumlah penggerebekan kamar lapas untuk menindak napi yang kedapatan membawa ponsel dilakukan di sejumlah lembaga pemasyarakatan untuk mencegah pola komunikasi ini.

Baca juga: Ketahuan Pakai Narkoba, Wadir Narkoba Kalbar Bisa Dipecat

Namun belakangan ini, Kasubdit II Ditres Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Donny Alexander mengatakan, pihaknya menduga ada cara lain yang kemungkinan dilakukan para napi pengendali narkoba untuk berkomunikasi dengan jaringannya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com