Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Anggota Dewan, Penghuni Rusun Penjaringan Minta Direlokasi ke Kemayoran

Kompas.com - 02/10/2018, 21:35 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rusun Penjaringan atau RW 006 Penjaringan Jakarta Utara menyampaikan keluhan mereka kepada anggota DPR RI Charles Honoris dan anggota DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah, Selasa (2/10/2018).

Warga menyampaikan keinginan mereka direlokasi ke rusun di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, selama Rusun Penjaringan direvitalisasi.

Ketua RW 006 Hartoyo mengatakan, keinginan itu disampaikan dengan alasan kemanusiaan dan sulitnya mencari tempat tinggal sementara.

Baca juga: Rusun Penjaringan Direvitalisasi, Warga Minta Direlokasi ke Rusunami Kemayoran

"Mempertimbangkan azas kemanusiaan antara lain mahalnya sewa kontrakan serta sulit untuk mencari tempat kontrakan," kata Hartoyo, Selasa malam.

Ia menambahkan, warganya juga mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh dari dan menuju tempat mereka bekerja atau bersekolah.

"Setelah direlokasi mohon kiranya disediakan bus sekolah untuk transportasi sekolah anak-anak kami," ujarnya. 

Baca juga: DKI Bangun Rusun Cakung Barat dan Revitalisasi Rusun Penjaringan pada 2019

Sumarno, warga RW 006 lainnya, bercerita dirinya punya pengalaman buruk ketika mengontrak karena tempat tinggalnya direnovasi.

Ia mengeluhkan banyak warga di sekitarnya yang mengalami penurunan kondisi ekonomi.

"Banyak yang profesinya berdagang akhirnya pulang kampung karena enggak ada penghasilan. Banyak yang pulang kampung ke Bodetabek," kata Sumarno.

Baca juga: Melihat Fasilitas Rusun Penjaringan yang Selesai Dibangun

Warga lain yang bernama Dedi Mulyono meminta Charles dan Ida mempertemukan warga RW 006 dengan instansi terkait mengenai kemungkinan mereka tinggal di Rusun Kemayoran.

Dedi mengatakan, warga perlu bertemu langsung dengan instansi terkait supaya mendapatkan kepastian atas masa depan mereka.

"Kami perlu dimediasikan dengan dinas-dinas terkait. Kalau bisa difasilitasi dipertemukan agar warga mendengar langsung, kalau perlu ada MoU atau (perjanjian) tertulisnya lebih menenangkan kami," ujar Dedi.

Baca juga: KPI DKI Temukan Praktik Ilegal Distribusi Penyiaran TV Berlangganan di Rusun Penjaringan

Charles dan Ida mendatangi Rusun Penjaringan dalam rangka reses anggota dewan yang ketiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com