JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mengungkap 11 pengedar narkoba jaringan Banjarmasin-Jakarta dengan barang bukti berupa 6,5 kilogram sabu, 40.000 butir ekstasi, 20.000 narkoba jenis Yaba, dan 15 gram ganja.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, seluruh narkoba tersebut dibungkus di dalam sejumlah bungkus makanan berlabel teri medan dan abon lele.
"Di apartemen kami dapatkan barang bukti abonnya, abon lele ini khas dari Riau tapi sama tersangka diganti dalamnya dengan sabu. Sama juga dengan bungkus teri medan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/1/2019).
Baca juga: Polisi Bongkar Pengedar yang Kemas Narkoba di Bungkus Teri Medan
Argo menuturkan, pengungkapan jaringan tersebut bermula dari ditangkapnya seseorang berinisial HAR di Depok pada Kamis (13/12/2018). Pada hari yang sama, polisi menangkap FIR dan AH di Cibinong.
Selanjutnya, petugas kembali menangkap tiga tersangka lainnya berinisial GZ, NR, dan AR di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa (8/1/2019).
Di sana, polisi menemukan sejumlah koper berisi sabu, ekstasi, dan ganja yang terbungkus kemasan berlabel teri medan dan abon lele.
Setelah melakukan pengembangan, polisi kembali menangkap lima tersangka berinsial AW, ZN, TON, FM, dan YAH.
Dua orang buron
Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan, tersangka GZ mendapatkan barang tersebut dari tersangka MG yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
GZ yang mengaku bekerja mengedarkan narkoba sejak Juni 2018 kemudian merekrut beberapa orang lainnya untuk mengedarkan narkoba. Dia mengambil narkoba di kamar hotel yang sengaja disewa MG.
Baca juga: Pengedar Produksi Sendiri Kemasan Teri Medan sebagai Wadah Narkoba
Petugas juga masih mencari tersangka berinisial HONG yang juga terlibat dalam peredaran narkoba jaringan tersebut. Tersangka HONG yang menghubungkan GZ dengan MG.
"Jadi GZ dihubungi sama HONG apa mau kerja. Setelah mau, ada yang menghubungi GZ, namanya MG. HONG dapat keuntungan dari penjualan GZ itu 30 persen. Mereka mainnya di Pasar Jakarta," ujar Calvijn.
Produksi sendiri
Calvijn menuturkan, para pengedar memproduksi bungkus makanan teri medan dan abon lele itu sendiri sebagai bagian dari kamuflase.
"Satu bungkus lele itu isinya setengah kilogram sabu. Diduga didesain oleh mereka karena enggak ada produk seperti ini," ujar Calvijn.
Bungkus teri medan dan abon lele yang diproduksi pelaku tampak menyerupai bentuk bungkus makanan yang biasa ditemui di supermarket. Desain bungkus juga terlihat sangat rapi.
Bungkus didesain menggunakan gambar-gambar hewan serta warna yang menarik untuk meyakinkan bahwa isi bungkus tersebut berisi makanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.