Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbongkarnya Perdagangan Narkoba dalam Kemasan Teri Medan dan Abon Lele

Kompas.com - 19/01/2019, 08:21 WIB
Ardito Ramadhan,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mengungkap 11 pengedar narkoba jaringan Banjarmasin-Jakarta dengan barang bukti berupa 6,5 kilogram sabu, 40.000 butir ekstasi, 20.000 narkoba jenis Yaba, dan 15 gram ganja.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, seluruh narkoba tersebut dibungkus di dalam sejumlah bungkus makanan berlabel teri medan dan abon lele.

"Di apartemen kami dapatkan barang bukti abonnya, abon lele ini khas dari Riau tapi sama tersangka diganti dalamnya dengan sabu. Sama juga dengan bungkus teri medan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Polisi Bongkar Pengedar yang Kemas Narkoba di Bungkus Teri Medan

Argo menuturkan, pengungkapan jaringan tersebut bermula dari ditangkapnya seseorang berinisial HAR di Depok pada Kamis (13/12/2018). Pada hari yang sama, polisi menangkap FIR dan AH di Cibinong.

Selanjutnya, petugas kembali menangkap tiga tersangka lainnya berinisial GZ, NR, dan AR di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa (8/1/2019).

Di sana, polisi menemukan sejumlah koper berisi sabu, ekstasi, dan ganja yang terbungkus kemasan berlabel teri medan dan abon lele.

Setelah melakukan pengembangan, polisi kembali menangkap lima tersangka berinsial AW, ZN, TON, FM, dan YAH.

Dua orang buron

Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan, tersangka GZ mendapatkan barang tersebut dari tersangka MG yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

GZ yang mengaku bekerja mengedarkan narkoba sejak Juni 2018 kemudian merekrut beberapa orang lainnya untuk mengedarkan narkoba. Dia mengambil narkoba di kamar hotel yang sengaja disewa MG.

Baca juga: Pengedar Produksi Sendiri Kemasan Teri Medan sebagai Wadah Narkoba

Petugas juga masih mencari tersangka berinisial HONG yang juga terlibat dalam peredaran narkoba jaringan tersebut. Tersangka HONG yang menghubungkan GZ dengan MG.

"Jadi GZ dihubungi sama HONG apa mau kerja. Setelah mau, ada yang menghubungi GZ, namanya MG. HONG dapat keuntungan dari penjualan GZ itu 30 persen. Mereka mainnya di Pasar Jakarta," ujar Calvijn.

Produksi sendiri

Calvijn menuturkan, para pengedar memproduksi bungkus makanan teri medan dan abon lele itu sendiri sebagai bagian dari kamuflase.

"Satu bungkus lele itu isinya setengah kilogram sabu. Diduga didesain oleh mereka karena enggak ada produk seperti ini," ujar Calvijn.

Bungkus teri medan dan abon lele yang diproduksi pelaku tampak menyerupai bentuk bungkus makanan yang biasa ditemui di supermarket. Desain bungkus juga terlihat sangat rapi.

Bungkus didesain menggunakan gambar-gambar hewan serta warna yang menarik untuk meyakinkan bahwa isi bungkus tersebut berisi makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Megapolitan
Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Masih Tunggu Arahan DPP untuk Tentukan Cawalkot Bogor

Gerindra Kota Bogor Masih Tunggu Arahan DPP untuk Tentukan Cawalkot Bogor

Megapolitan
Pengamat: Rusunawa Rawa Bebek Bukan Ditujukan untuk Keluarga, melainkan Buruh

Pengamat: Rusunawa Rawa Bebek Bukan Ditujukan untuk Keluarga, melainkan Buruh

Megapolitan
Strategi Unik Bima Arya untuk Pilkada Jabar 2024, Pasang Billboard Skincare 'Cerah' dan Janji Bagikan ke Warga

Strategi Unik Bima Arya untuk Pilkada Jabar 2024, Pasang Billboard Skincare "Cerah" dan Janji Bagikan ke Warga

Megapolitan
Kuasa Hukum Klaim Hasto dan Stafnya Dapat Ancaman dari KPK Setelah Lapor ke Bareskrim dan Komnas HAM

Kuasa Hukum Klaim Hasto dan Stafnya Dapat Ancaman dari KPK Setelah Lapor ke Bareskrim dan Komnas HAM

Megapolitan
Resahnya Warga Melawai dengan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman, Bikin Gaduh dan Kumuh

Resahnya Warga Melawai dengan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman, Bikin Gaduh dan Kumuh

Megapolitan
Puluhan Anak Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular, Petugas LMK: Takut Mereka Jadi Mangsa

Puluhan Anak Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular, Petugas LMK: Takut Mereka Jadi Mangsa

Megapolitan
Soal Peluang Maju di Pilkada Jabar, Walkot Depok: Tergantung PKS dan Keluarga

Soal Peluang Maju di Pilkada Jabar, Walkot Depok: Tergantung PKS dan Keluarga

Megapolitan
Empat Partai di Kota Bogor Deklarasikan Koalisi Bogor Maju untuk Pilkada 2024

Empat Partai di Kota Bogor Deklarasikan Koalisi Bogor Maju untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com