Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Kota Bekasi Pertanyakan Sikap Apindo dalam Penentuan Kenaikan UMK 2021

Kompas.com - 20/11/2020, 10:19 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi Fraksi PDI-P Heri Purnomo mempertanyakan sikap Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dalam rapat Dewan Pengupah Kota (Depeko) beberapa hari lalu.

Dalam rapat dengan agenda menentukan upah minimum kota (UMK) tahun 2021 itu, Apindo enggan memberikan suara dalam proses voting. Sikap itu diklaim Apindo sebagai bentuk penolakan kenaikan UMK.

Belakangan, buruh dan Pemkot yang juga ada di dalam rapat sepakat dengan kenaikan UMK 4,21 persen.

Melihat sikap seperti itu, Heri menilai, seharusya Apindo setuju dengan hasil rapat tersebut.

“Harusnya ya mereka (Apindo) bisa melihat dan datang untuk menyepakati itu semua. Kita juga masing-masing harus sadar untuk itu semua,” kata Hari Purnomo saat dihubungi, Jumat (20/11/2020).

Baca juga: UMK 2021 Kota Bekasi Diusulkan Naik 4,21 Persen, Ini Tanggapan Menaker

Apindo yang hadir sebagai perwakilan pengusaha, kata Hari Purnomo, seharusnya ikut sepakat dengan keputusan naiknya UMK 2021 sebesar 4,21 persen.

Pasalnya, memberikan suara dalam voting ataupun tidak, Apindo tetap hadir dalam forum penentuan UMK itu.

Selain itu, Heri Purnomo menilai kenaikan UMK tak akan berpengaruh besar kepada perusahaan–perusahaan besar di Kota Bekasi. Justru kondisi ini akan menguntungkan lantaran warga akan mendapatkan pendapatan lebih sehingga daya beli semakin tinggi.

Tingginya daya beli juga berdampak pada tumbuhnya usaha–usaha kecil menengah baru di tengah masyarakat. Dengan begitu, pengusaha kecil yang sedang berkembang memiliki kesempatan untuk mempunyai pasar sendiri.

“Mereka (warga) pasti nyari jalan keluar untuk bisa hidup dengan mereka berdagang dan membuat kreasi usaha. Apa lagi kota Bekasi sedang digalakkan soal ketahanan pangan Hidroponik. Hidroponik dan usaha-usaha kecil lainnya bisa jadi lading usaha baru,” terang Heri.

Alasan Apindo tidak mau ikut voting

Dalam rapat yang digelar pada Rabu (18/11/2020) lalu, Apindo enggan memberi suara dalam memutuskan kenaikan UMK 2021.

"Dari sisi pengusaha sebenarnya, harapannya tahun depan tidak ada beban kenaikan biaya-biaya lagi termasuk biaya gaji karyawan. Sebaiknya tidak ikut memutuskan adanya kenaikan ini," kata Ketua Apindo Kota Bekasi Purnomo Narmiadi saat dihubungi.

Baca juga: Fakta Penetapan UMK 2021 Bekasi Jadi Rp 4,7 Juta, Gelar Voting hingga Pengusaha Menolak

Para pengusaha berkeberatan jika harus membayar upah lebih tinggi lantaran kondisi ekonomi yang sedang sulit di tengah pandemi. Maka dari itu, sedari awal Apindo memang tidak pernah sepakat UMK tahun 2021 naik.

Untuk diketahui, UMK kota Bekasi diperkirakan naik 4,21 persen. Angka tersebut kini tengah diajukan oleh Pemkot Bekasi ke Gubenur Jawa Barat untuk disahkan.

Jika UMK Bekasi disetujui naik 4,21, maka gaji minimal pekerja di Bekasi menjadi Rp 4.782.934.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com