Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Korban Gusuran Kampung Bayam yang Tak Sanggup Bayar Sewa Kontrakan

Kompas.com - 21/11/2022, 18:19 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Bayam korban gusuran pembangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS), menuntut kejelasan kapan mereka dapat menempati Kampung Susun Bayam yang dikelola oleh operator PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Di bawah terik matahari, massa yang didominasi oleh ibu-ibu berdemonstrasi di depan gedung Kampung Susun Bayam yang berkonsep rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (21/11/2022).

"Warga sudah terbebani jika harus ngontrak-ngontrak rumah terus. Jadi, tuntutan kami hari ini tolong diberikan kunci agar warga bisa masuk ke hunian," kata Ketua Koperasi Persaudaraan Warga Kampung Susun Bayam Asep Suwenda.

Baca juga: Curhat Korban Penggusuran Kampung Bayam: 18 Tahun Tinggal, tapi Enggak Dapat Rusun

Seorang warga bernama Paul (56) mengungkapkan, beberapa warga Kampung Bayam dijanjikan akan menempati Kampung Susun Bayam pada 20 November. Namun, hingga saat ini Kampung Susun Bayam tak kunjung dapat dihuni.

Karena tidak ada kepastian, para warga pun menagih kembali janji kepada pihak Jakpro dan Pemprov DKI.

"Mereka (Jakpro dan Pemprov DKI) membicarakan langsung bahwa selama sebulan untuk mengurus dan membereskan rusun dengan baik. Kami tunggu sampai tanggal yang dijanjikan, belum ada kepastian juga," kata Paul.

Tinggal di pinggir jalan

Astuti (38), warga Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara memilih untuk tinggal di pinggir jalan yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggal dia dahulu.

Baca juga: Belum Direlokasi ke Rusun, Warga Kampung Bayam Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Astuti mengaku tak memiliki uang untuk sewa kontrakan, usai hunian semipermanen atau bedeng miliknya dibongkar pada Selasa (11/10/2022) lalu.

Imbasnya, Astuti bersama dua anak dan suami sementara ini terpaksa hidup di bawah terpal pinggir jalan sambil menunggu direlokasi ke rumah susun (rusun) Kampung Bayam.

"Saya sudah dapat tempat di rusun cuma belum ada kuncinya. Sudah pasti akan pindah ke rusun tapi tinggal di sini dulu, habis mau mengontrak juga bingung," kata Astuti, Senin (17/10/2022).

Sebelumnya diberitakan, ratusan bangunan semi permanen milik warga di Kampung Bayam rata dengan tanah, pada Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Nasib Miris Warga Kampung Bayam yang Tinggal di Pinggir Rel Kereta akibat Tergusur Proyek JIS

Penertiban dilakukan untuk memastikan jalur kereta api bersih dari permukiman liar dan demi keindahan kawasan JIS.

Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu Ahmad Riza Patria mengatakan, penertiban di Kampung Bayam dibutuhkan agar lingkungan sekitar rapi, bersih, dan menarik.

Pembersihan ini juga demi memastikan agar pemandangan Jakarta International Stadium bisa dinikmati secara luas.

”Tidak bermaksud menggusur. Bagi warga yang berhak akan direlokasi ke tempat-tempat lain yang kami alokasikan,” kata Riza kepada Kompas.id.

Baca juga: Wali Kota Sebut Warga Kampung Bayam yang Digusur akibat Proyek JIS Sudah Diberikan Kompensasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com