JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang protes pengendara atas tilang uji emisi ramai dibaca di kanal Megapolitan Kompas.com pada Senin (4/9/2023).
Sejumlah pengendara protes karena tes uji emisi yang mereka ikuti secara sukarela malah berakhir dengan sanksi tilang gara-gara kendaraannya tidak lulus uji emisi.
Berikutnya, berita mengenai pengelola gedung di Jakarta diminta pasang water mist di empat sisi juga banyak dibaca.
Sementara itu, berita tentang penumpang keluhkan jadwal LRT yang tak sinkron turut menarik perhatian dan banyak dibaca.
Berikut ini adalah paparan dari tiga berita populer Jabodetabek di atas:
Sejumlah pengendara protes dengan tilang uji emisi yang diberlakukan polisi di beberapa wilayah Jakarta mulai Jumat (1/9/2023).
Mereka protes karena tes uji emisi yang diikuti secara sukarela malah berujung pada sanksi tilang akibat kendaraannya tidak lulus uji emisi.
Feri (45), seorang pengendara mobil jenis Toyota Innova dibuat heran saat dirinya dikenai tilang uji emisi.
Baca juga: Pemprov DKI Sebut Uang Tilang Uji Emisi Masuk ke Kas Negara
Feri menyebut mobil miliknya bukanlah mobil lama karena baru dibeli 2019 silam. Selain itu, Feri mengaku juga sudah melakukan servis rutin dan mengganti oli kendaraannya setiap 10.000 kilometer. Baca selengkapnya di sini.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) meminta pengelola gedung tinggi yang ada di Ibu Kota untuk memasang water mist generator di empat sisi pada atap gedung atau rooftop.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, pemasangan water mist pada empat sisi atap gedung ditujukan sebagai upaya penanganan polusi udara di Jakarta agar lebih efektif.
"Dipasang di empat sisi lebih masif, lebih efektif. Waktu kami uji coba minggu lalu di atap Gedung Pertamina, satu sisi menunjukkan efektif menurunkan PM 2,5," ujar Asep baru-baru ini.
Baca juga: Water Mist Semprotkan 2.400 Liter Air Bersih Per Hari untuk Tekan Polusi
Adapun untuk satu unit water mist generator disebut seharga Rp 50 juta. Anggaran pembelian alat tersebut mesti ditanggung masing-masing pengelola gedung swasta. Baca selengkapnya di sini.
Clarissa (23), pekerja asal Bekasi pengguna moda transportasi LRT mengeluhkan jadwal kedatangan kereta yang tidak sinkron.
Clarissa menyebut media komunikasi LRT masih minim informasi. Padahal, ia selalu memantau update terbaru melalui media sosial.
"Media komunikasi LRT ini benar-benar minim informasi. Saya sudah pantengin terus, saya komentar, DM, mengenai posting-an LRT Jabodebek tentang jadwal LRT," ujar Clarissa kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Menjajal LRT Jabodebek pada Akhir Pekan, Tetap Ramai dan Berdesakan...
Ia menilai ketidaksinkronisasi antara jadwal yang diumumkan melalui media sosial dengan fakta di lapangan. Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.