Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan "Tour Leader" Bus Dipalak 7 Orang di Depan Masjid Istiqlal, Ditarik Tarif Parkir Rp 300.000

Kompas.com - 25/06/2024, 18:40 WIB
Shela Octavia,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alif, tour leader dua bus pariwisata yang membawa rombongan asal Bandung mengaku digetok tarif parkir liar senilai Rp 300.000 di depan Masjid Istiqlal pada Jumat (21/6/2024).

Saat hendak menurunkan penumpang di depan masjid, Alif mengatakan, busnya dihampiri sekitar enam sampai tujuh orang tak dikenal yang diduga preman hendak menarik uang parkir.

Ketika itu Alif tengah berbicara dengan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang sedang berjaga di dekat pintu masuk utama Masjid Istiqlal. Alif bermaksud meminta izin ke petugas Dishub untuk menurunkan penumpang. 

“Pada saat tiba di Istiqlal, di situ sudah ada mobil Dishub kan. Saya turun dan (petugas) Dishub di dalam mobil. Saya izin, ‘Pak izin berhenti sebentar, mau turunin penumpang,’ Sudah diizinkan, 'Oke silakan'," jelas Alif saat dihubungi, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Sopir Bus Wisata yang Digetok Tarif Parkir Rp 300.000 di Masjid Istiqlal Sempat Diancam Para Preman

Kendati telah mendapat izin menurunkan penumpang dari petugas Dishub, para terduga preman tetap meminta Alif dan rombongannya membayar Rp 300.000 untuk tarif parkir dua bus. 

Pemilik travel bernama Kim yang mengawal perjalanan menolak membayar uang tersebut. Kim mengaku, sebelum tiba di Masjid Istiqlal, pihaknya sudah mengeluarkan uang Rp 300.000 untuk parkir dua unit bus di kawasan Monas.

Namun, preman yang menarik uang parkir liar di kawasan Masjid Istiqlal tak mau mengalah, kendati Kim telah menegaskan pihaknya hanya menurunkan penumpang.

“Si preman ini bilang, 'Monas ya Monas, Istiqlal ya Istiqlal, beda lagi'. Padahal, kita (bus) mau drop off (menurunkan penumpang) aja, enggak butuh parkir,” jelas Alif.

Tak hanya ke pihak travel, para preman ini juga sempat meminta uang ke sopir bus. Akan tetapi, sopir bus menolak memberikan uang dan berdalih bahwa hal itu menjadi kewenangan panitia travel.

“Akhirnya, salah satu orang di sana (preman) bilang, ‘Ya sudah suruh maju saja, kacanya abisin’," imbuh Alif.

Cekcok tersebut akhirnya dilerai oleh petugas Dishub. Dua bus pariwisata itu pun diperbolehkan menurunkan penumpang, termasuk Alif dan Kim, di Masjid Istiqlal.

 

Setelahnya, sopir membawa dua unit bus ke lokasi parkir di Kwitang. Namun, para preman yang semula hendak memalak Alif, Kim, dan rombongannya ternyata membuntuti bus sampai ke area parkir.

Baca juga: Bus Wisata Ditarik Tarif Parkir Liar Rp 300.000 di Depan Masjid Istiqlal, Dibuntuti sampai ke Senen

Di area parkir Kwitang, para preman tersebut memaksa sopir untuk memberikan uang. Tak bisa berbuat banyak, pengemudi bus pun memberikan uang senilai Rp 300.000, sesuai permintaan para preman.

“(Preman) memaksa kalau enggak (diberi uang) unitnya nanti dirusak atau bahasanya gimana saya kurang paham, intinya ada ancaman ke driver,” ujar Alif lagi.

Adapun terkait ini, Polsek Sawah Besar telah mengidentifikasi 3 orang yang diduga terlibat pemalakan. Polisi tengah melakukan pengejaran tiga orang tersebut yang identitasnya telah teridentifikasi.

Kompas.com juga telah mencoba menghubungi pihak Dishub Jakarta Pusat terkait ini. Namun, Dishub Jakarta Pusat belum memberikan keterangan maupun konfirmasi apa pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com