Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi PKS: Program Pemprov DKI Sering Dijadikan Alat Kampanye Saat Pilpres 2014

Kompas.com - 15/09/2015, 13:25 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI berpendapat, banyak program Pemerintah Provinsi DKI pada tahun 2014 yang menjadi alat kampanye dalam Pemilu Presiden 2014.

Hal tersebut disampaikan dalam rapat paripurna penyampaian pandangan fraksi terhadap pidato gubernur tentang raperda laporan pertanggungjawaban tahun anggaran 2014.

"Kami juga melihat adanya indikasi kegiatan Dinas Pekerjaan Umum yang dijadikan alat kampanye politik di tahun 2014. Hal yang sama terlihat pula pada program Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang tidak memiliki kriteria yang jelas dan tidak dipublikasikan secara meluas sehingga program ini justru menjadi alat politik kampanye," ujar anggota Fraksi PKS, Ahmad Yani, di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (15/9/2015).

Untuk kegiatan di Dinas Pekerjaan Umum, Ahmad mengatakan, sejauh ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberikan perhatian khusus mengenai pembangunan dan perbaikan infrastruktur.

Anggaran yang besar telah digelontorkan untuk melakukan hal itu. Namun, anggaran yang berhasil direalisasikan hanya sekitar 40 persen.

Ahmad menilai, hal tersebut merupakan bentuk kinerja yang buruk. Seharusnya, penyerapan anggaran di bidang tersebut bisa lebih ditingkatkan.

Terlebih lagi, pembangunan infrastruktur merupakan program lintas sektor yang ikut dikerjakan SKPD lain seperti Dinas Perhubungan sampai dengan pihak kepolisian. Dengan kondisi saat ini, Ahmad berkesimpulan koordinasi antara SKPD masih belum terjalin.

Atas dasar buruknya kinerja Pemerintah Provinsi DKI pada tahun 2014 itu, Fraksi PKS berpendapat hal ini karena banyak program kegiatan yang malah dijadikan alat politik kampanye saat Pilpres 2014. Karena itu, tiap program tidak bisa diselesaikan secara maksimal dan dilakukan atas dasar kepentingan kampanye saja.

Dia berharap hal yang sama tidak terjadi pada saat pemilihan gubernur pada 2017 nanti.

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama diminta tidak menggunakan program Pemprov DKI untuk berkampanye.

"Kami meminta agar hal seperti ini tidak terulang di tahun 2017, yaitu saat pemilihan gubernur, Gubenur tidak boleh mengelabui rakyat dengan menjadikan program Pemprov DKI sebagai alat politik kampanye," ujar Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Megapolitan
Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Megapolitan
Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Megapolitan
Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Megapolitan
Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Megapolitan
Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com