Ya, ya.. Dedy adalah seorang koreografer kenamaan yang dimiliki negeri ini. Dia lah Koreografer yang bersedia 'berdarah-darah' untuk karya tari yang dibuatnya. Itulah sebabnya, dia bisa berbulan-bulan tinggal di hutan Kalimantan atau Papua hanya untuk bisa merasai dan mencecap pahit getir kehidupan masyarakat pedalaman sebagai pemilik tari tradisi, tempat di mana Dedy menjadikannya sebagai laboratorium kreativitasnya.
Bahkan kadang, demi kedalaman cerita dan tema tari yang diusungnya, Dedy bisa menenggelamkan dirinya, berbaur dengan masyarakat setempat, bercocok tanam dan menjalani kehidupan bersama, hingga akhirnya dia tak dianggap sebagai 'orang luar' lagi.
Dedy memang bukan jenis korfeografer yang biasa-biasa saja. Setiap karya yang dihasilkan oleh dirinya, adalah sebuah pergulatan panjang dan mendalam atas tema. Sebagai contoh, Inspirasi "Perempulan Lala" diperoleh dari roman "Gadis Pantai" karya Pramudya Ananta Toer. Dalam karyanya ini, Dedy Lutan mengambil latar belakang seni tradisi Sumbawa dan Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Karya ini memiliki keistimewaan dengan menampilkan dua orang penyanyi lokal lawas yang juga akan didampingi oleh para pemusik lokal serta penari profesional. "Sajian tersebut menjadi kolaborasi yang unik, karena itu juga kami beri sentuhan teaterikal," ujar Dedy Lutan.
Kendati sangat setia pada tradisi, Dedy juga tidak tertutup menerima hal-hal baru. Dan itu ditunjukan saat menggelar "Gandrung Eng Tay". Dalam garapan kali ini, Dedy Lutan juga merepresentasikan bentuk tarian yang kini tengah menjadi tren di kalangan masyarakan seperti Capoeira hingga hip-hop. Gaya itu terlihat jelas dari ketiga karakter penari yang menjadi pemeran utama dalam pagelaran itu.
***
Selamat jalan Dedy Lutan. Sudah kau lalui jalan yang sudah terlalu tua. Sudah kau lintasi debu, panas, dan hujan, juga suara-suara yang datang dan pergi. Sudah kau saksikan langkah-langkah gembira menuju pesta, juga debu bisu mengiringi perjalanan di belakang keranda.
Semoga Tuhan Semesta Alam menyediakan rumah indah di sorgaNya.
@JodhiY
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.