Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pemerasan hingga Ancaman Keamanan Negara

Kompas.com - 06/11/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Selasa (28/10/2014) dini hari, tim penyidik polisi berjumlah lima orang menggerebek sebuah rumah sekaligus kantor di Tebet, Jakarta Selatan. Rumah itu diduga markas komplotan pemeras memanfaatkan akun anonim di Twitter dan memakai isu ”seksi” anti korupsi untuk memeras korban-korbannya.

Tiga orang akhirnya ditangkap, yaitu RN, ES, dan HK. Mereka menjadi tersangka pelaku dalam kasus pemerasan petinggi PT Telkom yang diduga melibatkan pengelola akun Twitter @TrioMacan2000 ini. Polisi menyita Rp 49,650 juta dan sejumlah komputer dalam penggerebekan itu.

Pemerasan dengan memanfaatkan media sosial ini hanyalah salah satu contoh dari kejahatan dunia maya yang kian marak di Indonesia. Kian berkembangnya penggunaan internet di Indonesia menjadi peluang bagi pelaku kriminal mencari mangsa.

Berdasarkan data Polda Metro Jaya, kejahatan lewat internet yang dilaporkan ke Subdit Cyber Crime mencapai 601 kasus pada 2013 atau sekitar 50 kasus per bulan. ”Untuk saat ini, kami bisa menerima sekitar 70 kasus per bulan,” kata Kepala Subdit Cyber Crime Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hilarius Duha.

Polisi di antaranya pernah mengungkap kasus penipuan oleh ”Nigerian Scammer”. Kelompok orang Nigeria ini melakukan kejahatan dengan mencegat percakapan e-mail korban. Dalam beberapa pekan terakhir, Polda Metro Jaya mengungkap kasus dengan modus ini yang mengakibatkan korbannya kehilangan miliaran rupiah.

Salah satu dari kasus ”Nigerian Scammer” yang terungkap, yaitu penipuan oleh warga Nigeria dibantu warga Indonesia terhadap PT AP dan PT BE. Pelaku mencegat percakapan surat elektronik kedua perusahaan yang tengah bertransaksi.

DS, warga Nigeria yang masih buron, memalsukan e-mail kedua perusahaan itu. Kedua perusahaan itu merasa tengah berkomunikasi dengan mitranya, padahal dengan tersangka. Korban pun bersedia saat diminta mentransfer uang senilai miliaran rupiah.
Makin marak

Ahli digital forensik Ruby Alamsyah mengatakan, kejahatan dunia maya di Indonesia bakal tambah marak seiring kian berkembangnya pengguna internet. ”Terlebih lagi, kita baru sebatas sebagai user, tidak dibarengi kesadaran berinternet dengan aman,” kata Ruby.

Ruby, yang terkadang dimintai tolong langsung oleh korban ”Nigerian Scammer” mengatakan, berdasarkan data dari korban sendiri ataupun kepolisian, modus kejahatan ini bisa menyebabkan kerugian hingga Rp 100 miliar lebih per tahun.

Ditambahkannya, kejahatan seperti pemerasan yang dilakukan dengan menggunakan akun Twitter dan e-mail itu cukup mudah diungkap. ”Setiap kejahatan di dunia maya akan ada cyber trail, tinggal pintar-pintarnya penyidik,” ujar Ruby.

Ruby, yang kerap membantu penegak hukum melakukan analisis digital forensik ini, mengatakan, kejahatan dunia maya tak hanya mengancam pribadi atau perusahaan, tetapi bisa mengancam keamanan negara.

Ia mencontohkan kasus penyadapan terhadap presiden Indonesia oleh intelijen asing beberapa waktu lalu. ”Di Indonesia, cyber crime kebanyakan tidak canggih, seperti pencemaran nama baik atau pemerasan. Itu sebenarnya kejahatan konvensional, tetapi kini lewat internet. Sebenarnya ada yang lebih berbahaya seperti penipuan di perbankan, pemerintahan, pencurian data, mata-mata dan penyadapan,” katanya.

Menurut Ruby, penyadapan itu menandakan belum siapnya Indonesia menghadapi serangan kejahatan siber, baik yang dilakukan orang maupun negara lain. (PRASETYO EKO P)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kakak Beradik di Bogor Gunakan Akun Palsu untuk Rekrut Selebgram Promosi Judi Online

Kakak Beradik di Bogor Gunakan Akun Palsu untuk Rekrut Selebgram Promosi Judi Online

Megapolitan
PLN Merugi Rp 25 Juta karena Pencurian Kabel Listrik di Tambora

PLN Merugi Rp 25 Juta karena Pencurian Kabel Listrik di Tambora

Megapolitan
Tak Mampu Beli Tiket Kolam Renang, Anak-anak di Pademangan Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular

Tak Mampu Beli Tiket Kolam Renang, Anak-anak di Pademangan Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular

Megapolitan
Bantahan Ormas Soal Pungli ke Pengendara yang Melintas di Samping RTH Kalijodo: Tak Ada Sejarahnya Cuma Lewat Bayar

Bantahan Ormas Soal Pungli ke Pengendara yang Melintas di Samping RTH Kalijodo: Tak Ada Sejarahnya Cuma Lewat Bayar

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan ke LPSK Usai Digeledah KPK Terkait Kasus Harun Masiku

Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan ke LPSK Usai Digeledah KPK Terkait Kasus Harun Masiku

Megapolitan
Jadwal Konser Jakarta Fair Juli 2024

Jadwal Konser Jakarta Fair Juli 2024

Megapolitan
Dua Penipu “Like” dan “Subscribe” yang Tertangkap Bertugas Bikin Rekening

Dua Penipu “Like” dan “Subscribe” yang Tertangkap Bertugas Bikin Rekening

Megapolitan
Cegah Pencurian, PLN Minta Masyarakat Segera Lapor jika Lihat Orang Mencurigakan di Sekitar Instalasi Listrik

Cegah Pencurian, PLN Minta Masyarakat Segera Lapor jika Lihat Orang Mencurigakan di Sekitar Instalasi Listrik

Megapolitan
Dua Pria di Jakbar Jual 9 Kg Kabel PLN Curian Seharga Rp 1 Juta

Dua Pria di Jakbar Jual 9 Kg Kabel PLN Curian Seharga Rp 1 Juta

Megapolitan
Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan 16 Situs Judi 'Online' Sejak 2022

Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan 16 Situs Judi "Online" Sejak 2022

Megapolitan
Pemkot Depok Sediakan Beasiswa untuk Siswa Tidak Mampu yang Gagal Lolos PPDB

Pemkot Depok Sediakan Beasiswa untuk Siswa Tidak Mampu yang Gagal Lolos PPDB

Megapolitan
PLN Sebut Pencurian Kabel di Tambora Bisa Bikin Korsleting dan Ledakan

PLN Sebut Pencurian Kabel di Tambora Bisa Bikin Korsleting dan Ledakan

Megapolitan
Walkot Idris Akui Jumlah SMA di Depok Masih Kurang

Walkot Idris Akui Jumlah SMA di Depok Masih Kurang

Megapolitan
Polisi Bekukan 16 Rekening Bank Penampung Dana Judi Online di Bogor

Polisi Bekukan 16 Rekening Bank Penampung Dana Judi Online di Bogor

Megapolitan
Usung Marshel Widianto, Gerindra Serahkan Kursi Bakal Cawalkot Tangsel ke Koalisi

Usung Marshel Widianto, Gerindra Serahkan Kursi Bakal Cawalkot Tangsel ke Koalisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com