Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Depok Belum Ramah Anak

Kompas.com - 03/01/2016, 12:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kota Depok dinilai masih belum menjadi Kota Ramah Anak. Ini, antara lain, karena ada kecenderungan peningkatan jumlah anak yang menjadi korban kejahatan dan banyaknya anak yang hidup di jalan.

Dalam jumpa pers akhir tahun mengenai kinerja jajarannya, Kamis (31/12), Kepala Polres Kota Depok Komisaris Besar Dwiyono, antara lain, mengungkapkan ada kecenderungan terjadi peningkatan kasus kejahatan terhadap anak.

Pada 2014, polresta menangani 219 kasus dan pada 2015 menjadi 231 kasus atau naik sekitar 5 persen. "Rata-rata kasus itu berupa kasus pencabulan terhadap anak," katanya.

Secara terpisah, Arist Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak yang juga warga Kota Depok, membenarkan adanya kecenderungan peningkatan kejahatan terhadap anak di Kota Depok.

"Kalau disebut Kota Depok menuju kota layak anak, saya setuju. Tapi, kalau disebut kota layak anak, itu terlalu berlebihan," katanya.

Menurut Sirait, catatan Komnas PA menunjukkan, ketimbang 2014, pada 2015 terjadi peningkatan kejahatan terhadap anak sampai 28 persen, jauh dari angka yang dilaporkan kepolisian.

Depok menduduki urutan ketiga sebagai kota yang banyak kasus kejahatan terhadap anak untuk wilayah Jabodetabek.

"Coba saja perhatikan, di Depok banyak anak jalanan atau anak yang tinggal di jalan. Depok juga kurang ruang terbuka hijau. Ke daerah pelosok, masih banyak anak yang tak mendapat pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai," tuturnya.

Untuk itu Arist Merdeka Sirait berharap, Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih dalam Pilkda Depok 2015 melakukan evaluasi pencapaian dari 31 indikator kota ramah anak itu.

Lalu, membangun kota dan masyarakat kota dengan menitikberatkan pada percepatan pembangunan menuju kota layak anak.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Lisman Manurung, juga berpendapat, Kota Depok masih sangat jauh dari predikat sebagai kota layak anak.

Ini sangat mudah dilihat, misalnya, jika memperhatikan lingkungan sekolah-sekolah yang ada.

"Apakah Depok sudah menerapkan perlindungan kepada anak dalam arti, semisal, memberikan prioritas pelayanan kesehatan dan transportasi kepada anak? Lihat saja, apakah ada tempat penyeberangan yang layak anak, apakah ada penataan lalu lintas yang aman di lingkungan sekolah?" katanya.

Menurut Lisman Manurung, pemkot yang baru nanti harus berani melonggarkan kebijakannya, bekerja sama dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi yang ada di Depok dalam membangun Kota Depok sebagai kota pendidikan yang menjadi satelit Jakarta.

Pemkot Depok harus berani memberikan pelayanan terhadap pelajar atau mahasiswa pendatang sebagaimana Yogyakarta membuka diri terhadap mahasiswa pendatang dari banyak provinsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com