Dita sempat memberi tahu Husni bahwa dia telah dipukul oleh atasannya. Dengan menumpang taksi, Dita melapor ke Polsek Jatinegara.
Polisi mengantar Dita untuk divisum ke RSUD Budi Asih. Namun, ia belum membuat berkas acara pemeriksaan (BAP).
Baru beberapa hari kemudian, pihak Dita resmi melaporkan Masinton ke Bareskrim Polri.
Pernah dianiaya
Dalam pengakuannya ke LBH APIK, Dita tak memiliki hubungan spesial dengan Masinton. Dari pengakuan Dita, hubungan dengan Masinton hanya sebatas relasi dalam pekerjaan, tidak melibatkan perasaan.
Namun, Masinton disebut bersikap protektif terhadap Dita. Sikap protektif itu ditunjukkan seperti terlalu mengontrol Dita. Awalnya, Dita tak mempermasalahkannya.
"Awalnya, dia enggak masalah diproteksi gitu. Tetapi, ke sininya kayak model cemburu. Kami sudah tanya dan yang disampaikan korban hanya relasi kerja," ujar Direktur LBH APIK Jakarta Ratna Bataramunti.
Dita menganggap Masinton sebagai mentornya. Masinton dianggap berjasa pula membawa karier Dita di bidang politik.
Masinton juga dekat dengan keluarga Dita. Namun, perlakuan Masinton ini membuat Dita akhirnya menempuh jalur hukum.
Ternyata, penganiayaan itu bukanlah yang pertama kali dialami Dita. Pada 17 November 2015 lalu, Masinton pernah memukulnya di apartemen.
Masinton meminta jalan damai dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.