Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tanya ke Sandiaga Mengapa Mereka Tak Perlu Bayar PBB Lagi

Kompas.com - 23/11/2016, 13:50 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, berkampanye ke RW 04 Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (23/11/2016), warga menanyakan mengapa Pemprov DKI membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi sebagian warga.

Sandiaga lantas menjelaskan bahwa program tersebut bermaksud baik, untuk meringankan beban rakyat. PBB, kata Sandiaga. bukan merupakan bukti atas hak tanah warga.

"Ada yang menyebarkan isu PBB gratis, mereka khawatir karena tidak memiliki secarik kertas apapun. Mereka selama ini membayar lalu merasa ada hak," kata Sandiaga.

Soal aspek legalitas, Sandiaga menyerahkan ke salah satu tim advokasinya, Adri, untuk menjelaskannya. Sandiaga menyebutkan, jika warga menempati suatu lahan selama berpuluh-puluh tahun, ada hak tinggal yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Ia mengusulkan konsep participatory urbanism, dengan melibatkan RT, RW, dan warga untuk mencari solusi atas keterbatasan hunian.

"Seperti di Singapura sistemnya kerja sama dengan Kementerian Perumahan Rakyat untuk mengadakan rusun, jadi enggak perlu gontok-gontokan," kata dia.

Sementara Adri mengatakan, selama ini Dinas Pelayanan Pajak biasa memungut PBB kepada warga meskipun tanah tersebut bukan miliknya. Pengacara itu berpendapat, kebiasaan tersebut yang membuat warga salah kaprah soal pajak dan hak atas tanah.

"Saat ini sih kami lagi nyusun program bagaimana warga bisa mencicil unit rusun subsidi yang mereka bisa miliki, wariskan untuk anak cucunya. Bukan sewa, tapi rusunami," kata Adri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com