Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Pulo Gebang Sekadar Tempat Baru Keberangkatan Bus AKAP

Kompas.com - 07/02/2017, 20:28 WIB

Sebelumnya, Kepala Terminal Pulo Gebang Ismanto mengatakan, Pulo Gebang kini masih dalam penataan. "Petunjuk arah untuk penumpang di dalam terminal itu masih kurang. Namun, kami berusaha memenuhinya dengan bertahap," katanya.

Di Terminal Tanjung Priok, kemarin, bus AKAP tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur masih menaikkan penumpang.

Agen PO Pahala Kencana Tanjung Priok, Agus (58), mengatakan, jumlah bus Pahala Kencana yang berangkat dari Terminal Tanjung Priok berangsur-angsur berkurang karena manajemen takut diberi sanksi oleh pemerintah. "Biasanya empat sampai lima pemberangkatan per hari, sekarang hanya dua pemberangkatan per hari," katanya.

Agus mengakui, para agen sudah menerima sosialisasi pemindahan ke Terminal Pulo Gebang. Namun, kepastian tenggat pemindahan bagi bus-bus yang selama ini berhenti di Terminal Tanjung Priok belum jelas.

Lebih aman

Salah satu keunggulan Pulo Gebang adalah keamanan di terminal. Ketler Panjaitan (56), salah satu karyawan PO, mengatakan, petugas keamanan di dalam terminal dapat bertindak cepat jika ada keributan.

Ia mencontohkan, sebelumnya ada karyawan PO yang memukul penumpang. Setelah dilaporkan kepada petugas keamanan, karyawan PO itu dilarang masuk Terminal Pulo Gebang. "Sampai sekarang karyawan PO itu tidak pernah muncul," katanya.

Sadino (50), penumpang tujuan Solo, Jawa Tengah, juga merasakan keamanan di dalam Terminal Pulo Gebang jauh lebih baik dibandingkan Pulogadung. "Kalau di Terminal Pulogadung, saya harus berhati-hati. Banyak copet dan penodong di sana," katanya.

Selain masalah keamanan, hal yang berbeda baru tampak pada pemisahan jalur penumpang dengan jalur bus AKAP. Tak lagi dijumpai penumpang lalu lalang di antara bus.

Sementara di lantai dasar gedung terminal, yang merupakan area komersial, mulai digunakan pedagang. Namun, kios berukuran 6 meter x 5 meter itu hanya digunakan sebagian dan selebihnya pedagang menggunakan area kosong di tengah untuk memajang barang dagangannya. Akibatnya, suasana di dalam terminal menjadi tidak nyaman dan tampak berantakan. (MKN/MDN/JOG)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Februari 2017, di halaman 27 dengan judul "Modernitas Belum Terlihat".


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com