Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengemudi Ojek "Online" yang Terluka Saat Bantu Korban Penodongan di Angkot

Kompas.com - 13/04/2017, 22:49 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online bernama Agus Rahmat terluka saat membantu Risma Oktaviani dan anaknya, D, ketika disandera Hermawan (28) dalam angkot pada Minggu (9/4/2017).

Saat itu, ia sedang melintas di ruas Jalan I Gusti Ngurah Rai dan mendengar teriakan korban sehingga langsung turun dari motornya. Agus lalu bergegas ke arah angkot KWK T25 tersebut berada.

“Saya langsung matiin motor jadi posisi di tengah (jalan), terserah deh itu motor mau ditabrak atau apa. Niat saya satu cuma mau bantu korban,” ujar Agus saat ditemui di kediamannya di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (13/4/2017).

Awalnya, ia berniat untuk menghadang Hermawan menggunakan helm yang dikenakannya. Namun, ia urungkan niat itu karena pelaku sudah menodongkan pisau ke arah leher Risma.

Tak lama setelah pelaku menodongkan pisau, polantas Aiptu Sunaryanto datang ke lokasi. Saat itu, negosiasi dilakukan cukup alot dan Agus memantau dari jendela angkot sebelah kanan bersama kerumunan orang lainnya.

Tak lama setelah Sunaryanto melepaskan tembakan, naluri Agus untuk melepaskan pisau di tangan pelaku pun muncul.

Agus memasukkan tangan kanannya melalui celah jendela angkot dan langsung menyergap tangan pelaku yang masih memegang pisau.

Ia lalu merebahkan tangan pelaku ke bangku sisi sebelah kanan angkot. Namun, Agus kesulitan untuk melepaskan pisau tersebut karena tangannya terhimpit oleh tangan-tangan orang lain, yang saat itu sontak ingin menghakimi pelaku.

“Kondisi saya terjepit lalu masuklah tangan kiri saya untuk jatuhkan pisaunya, jadi di situ tangan saya kena sayat. Enggak sadar (pisau) jatuh ke mana tetapi kerasa kok ada yang nusuk (ke dalam tangan),” kata Agus.

(Baca juga: Korban Penodongan di Angkot Berterima Kasih kepada Polisi dan Ojek)

Alih-alih menyelamatkan korban dari celaka, tangan kiri Agus, tepatnya di bawah ibu jari ke arah telapak tangan, tersayat pisau cukup dalam hingga beberapa urat sarafnya terputus.

Agus mengaku keberanian dia menolong begitu bulat karena membayangkan bahwa korban tersebut adalah istrinya, Santi, dan anak keduanya yang masih berusia empat tahun.

“Buat tolongin orang saya engga mikir dampaknya apa. Saya berani pertahankan dan berani merapas pisau, karena saya lihat itu kayak istri dan anak yang dibekap,” ujarnya.

Setelah menyadari tangannya yang terluka, Agus bergegas mencari pertolongan ke orang di sekitar.

Namun, ia mengaku sempat tidak dihiraukan hingga akhirnya mencari pertolongan dari sesama rekan ojek online. Agus

kemudian, ia diantar menggunakan motor bersama rekannya ke RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Meskipun jarak lokasi kejadian dan rumah sakit terpantau dekat, saat itu kondisi lalu lintas masih padat karena merupakan jam pulang kerja sehingga perjalanan Agus ke rumah sakit agak terhambat dan baru sampai sekitar 15 menit.

Saat sampai di rumah sakit, Agus menceritakan bahwa ibu jarinya sudah mati rasa. Melihat lukanya yang cukup dalam, pihak rumah sakit pun mengharuskan tindakan operasi dan Agus juga dirujuk ke rumah sakit lain, yakni ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Malam itu juga Agus dipindahkan ke RSCM dan sampai sekitar pukul 23.30 WIB. Saran pihak RSCM pun serupa, yakni perlu dilakukan operasi karena saraf tendon tangan kirinya sudah terputus.

Kesulitan biaya

Namun, hal tersebut ia pikirkan berulang-ulang mengingat biaya yang disebutkan bisa mencapai Rp 30 juta sehingga Agus masih diberi tindakan awal yaitu dijahit sementara.

Adapun saraf tendon adalah jaringan yang menghubungkan antara otot dan tulang yang apabila terputus masih bisa disambung kembali dengan cara pembedahan atau operasi.

Agus yang saat itu sudah ditemani istrinya, sempat kebingungan untuk menyetujui tindakan operasi.

Namun, tak lama kemudian pihak Satgas PT Gojek Indonesia, Tatang, mendatangi Agus dan memberitahukan bahwa seluruh biaya akan ditanggung oleh pihak kantor.

Agus pun sempat tidak percaya karena nominalnya yang sampai berpuluh-puluh juta. “Tapi akhirnya saya dikasih lihat japri (chatting) Pak Tatang (dengan pihak kantor) baru saya sama istri lega dan mau operasi besoknya,” ujar Agus.

(Baca juga: Pengemudi Ojek "Online" Terluka Saat Bantu Korban Penodongan di Angkot)

Pada Senin keesokkan harinya, ia dioperasi selama kurang lebih 2,5 jam. Agus yang baru pertama kali dirawat di rumah sakit itu pun sempat disanjung oleh dokter karena memilih untuk dibius lokal saja.

Ia mengaku tidak merasa takut karena sedari awal niatnya untuk menolong tersebut baik, sehingga ia yakin bahwa ia mampu melewati operasi tersebut dengan baik.

Agus diperbolehkan pulang pada Rabu (12/4/2017) untuk kemudian dilanjutkan dengan rawat jalan.

Seluruh biaya yang dihabiskan selama Agus di RSCM adalah sekitar Rp 20 juta. Ia juga mengaku bahwa pembiayaan rawat jalan nantinya pun ditanggung oleh pihak kantor dengan sistem reimburse.

“Kalau sudah empat hari disuruh coba gerakin (ibu jari) sedikit-dikit, tapi kalau sekarang belum bisa katanya (dokter) memang perlu waktu untuk menyatu dengan saraf aslinya,” ujar Agus.

Tak bisa bekerja

Menurut keterangan dokter, Agus harus menunggu sekurang-kurangnya dua bulan untuk tangan kirinya kembali normal.

Ia sendiri kini mengaku kebingungan karena tidak bisa bekerja normal. Sebelumnya, Agus setiap hari menarik ojek dari sekitar pukul 07.00 WIB dan baru pulang ke rumah pada malam hari antara pukul 19.00 atau 21.00 WIB.

Setelah kejadian ini, kedepannya mungkin ia hanya bisa menjadikan waktu-waktu bekerja itu sebagai waktu berkumpul dengan istri dan kedua anaknya.

(Baca juga: Ibu dan Anak Korban Penodongan di Angkot Pulang dari Rumah Sakit)

Meskipun begitu, ia tetap bersyukur karena banyak pihak yang mendukungnya, terlebih dari sisi biaya.

Selain dari kantor, rekan sesama pengemudi ojek online pun mengumpulkan sumbangan.

"Saya salut dan terbantu betul sama mereka (rekan sesama pengemudi). Enggak berhenti jenguk dan ngobrol-ngobrol ke rumah, mereka juga galang dana setiap harinya," ujar Agus.

Terkait biaya pengobatan Agus, pihak manajemen Go-Jek belum menyampaikan tanggapannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com