Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPS Pasar Minggu Ditutup, ke Mana Sampah Dibuang?

Kompas.com - 03/07/2017, 19:57 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tempat pembuangan sampah (TPS) Pasar Minggu sudah sebulan lebih ditutup sejak 18 Mei 2017 lalu.

Namun di area pasar dan terminal Pasar Minggu, tidak terlihat adanya sampah menggunung atau tempat pembuangan sampah baru.

"Buang sampah untuk lingkungan sekarang memang enggak bisa, tapi ya buang ke bak aja biasa, nanti ada yang angkut," kata Suprih, seorang pedagang tradisional, Senin (3/7/2017).

Di area antara pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya dengan gedung perbelanjaan Robinson, memang ada bak-bak dan gerobak sampah yang dijadikan tempat pembuangan sampah.

Namun dulunya, sebelum TPS dibongkar, sampah bisa menggunung di TPS. Lalu, kenapa kini sampah justru berkurang?

"80 persen sampah di TPS itu ternyata sampah ilegal," kata Camat Pasar Minggu Eko Mardiyanto kepada Kompas.com, Senin.

Baca: Tempat Pembuangan Sampah Pasar Minggu Akan Ditutup, Alih Fungsi Jadi Lokbin

Eko menceritakan selama tiga bulan sebelum penutupan TPS, ia bolak-balik memantau kadang hingga menginap di TPS itu.

Hasil penelusurannya menunjukkan, sebagian besar sampah yang dibuang di TPS ternyata bukan sampah pedagang maupun sampah rumah tangga di lingkungan sekitar.

Sebagian besar sampah yang masuk diduga berasal dari tempat usaha di Pasar Minggu dan sekitarnya.

"Itu sampah B2B (bisnis). Saya lihat itu sampahnya dibungkus rapi dengan kantong-kantong besar," kata Eko.

Menurut Eko, sampah asli lingkungan sekitar hanya mengisi sebagian besar TPS. Sebab setelah TPS tak ada, truk dan gerobak yang kini disediakan, mampu menjangkau sampah-sampah sekitar dengan kapasitas yang sesuai.

Eko menuturkan sempat ada pihak yang menentang keras penutupan dengan dalih tidak ada tempat pembuangan lagi.

Baca: Lahan untuk Stadion di Taman BMW Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Namun Eko menduga mereka yang menentang justru mengupulkan pundi-pundi dari pembuangan sampah yang ilegal.

"Sekarang sudah tidak ada masalah lagi, warga justru berterima kasih yang dulunya terganggu dengan bau TPS sekarang sudah tidak dan sampahnya bisa kami angkut malam hari," ujar Eko.

TPS itu saat ini sedang dibangun tempat penampungan sementara pedagang PD Pasar Jaya yang bangunannya akan direvitalisasi.

Terlihat alat berat dan sejumlah tiang pancang. Pembangunan tempat penampungan sementara itu ditargetkan rampung pada September 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Gubernur DKI Mendatang Pikirkan Masalah Perubahan Iklim yang Berdampak ke Krisis Pangan

Heru Budi Harap Gubernur DKI Mendatang Pikirkan Masalah Perubahan Iklim yang Berdampak ke Krisis Pangan

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu 'Like-Subscribe' Sudah Lima Bulan Beraksi dan Raup Rp 806 Juta

Polisi Sebut Penipu "Like-Subscribe" Sudah Lima Bulan Beraksi dan Raup Rp 806 Juta

Megapolitan
Tahanan Lapas Cipinang Tipu dan Sebarkan Foto Tanpa Busana Gadis SMP di Jabar

Tahanan Lapas Cipinang Tipu dan Sebarkan Foto Tanpa Busana Gadis SMP di Jabar

Megapolitan
Kekejaman Pria di Tangerang, Pukul Rekan Kerja dengan Besi 2,5 Kg hingga Tewas lalu Curi 2 Mobil Pikap

Kekejaman Pria di Tangerang, Pukul Rekan Kerja dengan Besi 2,5 Kg hingga Tewas lalu Curi 2 Mobil Pikap

Megapolitan
Karyawan Gudang di Tangerang Bunuh Rekan Kerja, Ingin Curi Mobil tapi Takut Ketahuan Korban

Karyawan Gudang di Tangerang Bunuh Rekan Kerja, Ingin Curi Mobil tapi Takut Ketahuan Korban

Megapolitan
Cegah Banjir, Pemkot Jaksel Bangun Sembilan Sistem Drainase

Cegah Banjir, Pemkot Jaksel Bangun Sembilan Sistem Drainase

Megapolitan
Sempat Drop, Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok Akhirnya Pulang dari Rumah Sakit

Sempat Drop, Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok Akhirnya Pulang dari Rumah Sakit

Megapolitan
Dua Tersangka Penipuan 'Like-Subscribe' Bujuk Korban Buka Rekening dengan Iming-iming Rp 500.000

Dua Tersangka Penipuan "Like-Subscribe" Bujuk Korban Buka Rekening dengan Iming-iming Rp 500.000

Megapolitan
Sebelum Tertabrak di Tol Cijago, Bocah di Depok Berkeliaran Sendiri untuk Beli Balon

Sebelum Tertabrak di Tol Cijago, Bocah di Depok Berkeliaran Sendiri untuk Beli Balon

Megapolitan
Pemprov DKI Didesak Sediakan Sekolah Bebas Biaya untuk Atasi Penerima KJP yang Gagal PPDB

Pemprov DKI Didesak Sediakan Sekolah Bebas Biaya untuk Atasi Penerima KJP yang Gagal PPDB

Megapolitan
Heru Budi Bakal Beri Sanksi kepada ASN jika Terlibat Judi Online

Heru Budi Bakal Beri Sanksi kepada ASN jika Terlibat Judi Online

Megapolitan
Kawasan Monas Dipadati Bus-bus Wisata Jelang Acara HUT Bhayangkara

Kawasan Monas Dipadati Bus-bus Wisata Jelang Acara HUT Bhayangkara

Megapolitan
Banyak Pemilik Tak Tempati Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Jauh dari Tempat Kerja

Banyak Pemilik Tak Tempati Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Jauh dari Tempat Kerja

Megapolitan
Sudin SDA Minta Maaf Proyek Pembangunan Drainase di Jaksel Bikin Macet

Sudin SDA Minta Maaf Proyek Pembangunan Drainase di Jaksel Bikin Macet

Megapolitan
Heru Budi Janji Bakal Datangi Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah

Heru Budi Janji Bakal Datangi Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com