Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Taksi Dipiting dan Dirampok Penumpangnya di Jalan MH Thamrin

Kompas.com - 02/10/2017, 19:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Seorang sopir Taksi Express B 1260 KTD, Edi Setiawan (45), dianiaya dan dirampok penumpangnya sendiri, Trio Hermawan (23), saat melintasi Jalan MH Thamrin, Kota Tangerang, Sabtu (30/9/2017).

Peristiwa yang berlangsung pada siang hari itu bermula saat Trio menumpang taksi yang dikendarai Edi dari Jatinegara, Jakarta Timur.

"Awalnya, pelaku minta diantar ke Terminal Kalideres di Jakarta Barat. Setelah sampai di lokasi, dia minta diantar lagi ke Tangerang," kata Kasubag Humas Polres Metro Tangerang, Komisaris Triyani Handayani, melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (2/10/2017).

Triyani menjelaskan, saat diminta diantar ke daerah Tangerang, Trio tidak menyebut tujuannya. Ketika melintasi Jalan MH Thamrin, tiba-tiba Trio memiting leher Edi dari belakang hingga korban terjengkang.

(baca: Beras 25,5 Ton Dirampok, Korban Berharap Polisi Usut Kasusnya)

Trio kemudian memukuli Edi di bagian mata dan badannya. Setelah Edi kelihatan lemas, Trio mengikat leher Edi dengan tali, lalu mengambil uang Rp 300.000 dan ponsel korban.

"Habis ambil barang, pelaku langsung lari keluar dari mobil. Tapi, korban berhasil keluar dan meneriaki pelaku yang kemudian diamankan warga serta polisi patroli di lokasi," tutur Triyani.

Saat hendak diamankan, Trio sempat berusaha melawan tetapi hal itu bisa ditangani oleh polisi dan warga setempat. Adapun barang bukti yang turut diamankan adalah uang tunai yang dicuri dari Edi, sedangkan ponsel yang diambil diakui Trio sudah dibuang di sekitar tempat kejadian perkara.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, Trio mengaku menganiaya dan merampok Edi karena masalah ekonomi. Atas tindakannya, Trio dijerat Pasal 365 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pencurian dengan Kekerasan, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Kompas TV Polres probolinggo menciduk komplotan pelaku perampokan terhadap seorang guru Sekolah Dasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com