Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Jadi Salah Satu Penyebab Rendahnya Imunisasi MR di Depok

Kompas.com - 04/10/2017, 18:14 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok jadi salah satu daerah yang pencapaian imunisasi Measles Rubella (MR) terendah di Jawa Barat. Beredarnya informasi palsu atau hoaks disebut jadi penyebab terjadinya hal tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati mengatakan ada beberapa informasi palsu beredar di masyarakat yang membuat orangtua enggan membawa anaknya untuk diimunisasi.

"Beberapa isu antara lain bahan bakunya mengandung babi. Ada juga yang bilang efek sampingnya bisa menyebabkan anak menderita autis. Padahal itu semua tidak benar," kata Lies kepada Kompas.com, Rabu (4/10/2017).

Masa imunisasi MR secara nasional kini diketahui diperpanjang setelah periode imunisasi pada Agustus-September 2017 selesai.

Baca:Kadis Kesehatan: Menurut Ketua MUI Imunisasi MR Memang Halal

Untuk meningkatkan peserta imunisasi di Depok, Lies menyatakan pihaknya akan menggiatkan lagi sosialisasi ke masyarakat, baik langsung di sekolah-sekolah maupun dalam forum warga salah satunya seperti di kelurahan.

"Kita sampaikan juga bahwa kita sudah mendapat dukungan dari MUI," ujar Lies.

Sampai akhir September, pencapaian imunisasi MR di Jawa Barat masih di angka 92,46 persen. Angka tersebut masih di bawah target nasional sebesar 95 persen.

Baca: Dorong Imunisasi MR, Dinkes DKI Akan Datangi Apartemen hingga Mal

Berdasarkan data akumulatif sementara dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dari 27 kabupaten atau kota yang melakukan imuniasi MR, empat daerah yang menduduki peringkat teratas adalah Kota Cirebon, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Pangandaran, dan Kabupaten Sumedang.

Sedangkan empat daerah yang menduduki peringkat terendah adalah Kabupaten Sukabumi, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bandung Barat.

Kompas TV Imunisasi aman dan bermanfaat mencegah wabah penyakit berat, cacat, dan kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com