Kepala Seksi Pemantau Satpol PP DKI Jakarta Lamsar Nainggolan memang tidak menampik jika Ombudsman atau masyarakat menemukan Satpol PP yang kerap membiarkan PKL berjualan sembarangan. Namun, alasannya naif karena Satpol PP juga manusia yang perlu berteduh dari panasnya matahari.
"Ini klasik jawabannya, kebetulan memang iya, kami tidak menutup itu, mungkin pernah begitu karena kami kadang (kesulitan) panasnya matahari," ujar Lamsar.
Baca juga: Disebut Biarkan PKL Berjualan, Satpol PP DKI Mengaku Sedang Berteduh
Kendati demikian, Lamsar memastikan jajarannya yang mengawasi kinerja Satpol PP terus melakukan pengawasan dari jarak dekat dan jarak jauh. Dia mengatakan telah menghukum lima anggota Satpol PP karena ketahuan hanya duduk-duduk saat bekerja.
Menurut Lamsar, barang bukti berupa foto membuat lima anggotanya itu tidak bisa mengelak dan menerima sanksi dari atasannya.
"Kalau pimpinan datang, sering ada hukuman fisik push-up, lari," katanya.
Hal yang sama diungkapkan Kepala Bagian Umum Satpol PP DKI Jakarta Lusi Andayani. Dia mencontohkan di Tanah Abang sebenarnya sudah pernah dilakukan penertiban. Namun, Satpol PP punya keterbatasan.
"Ya, kami manusiawi. Tanah Abang sudah berapa kali kami tertibkan. Kami wajib menjaga, mungkin anggota kami istirahat sejenak," ujar Lusi.
Baca juga: Dituduh Terima Setoran dari PKL Tanah Abang, Ini Kata Satpol PP
Ombudsman berharap temuan ini dapat ditindaklanjuti Gubernur DKI Jakarta. Sebab, Ombudsman menyimpulkan penataan PKL rawan praktik malaadministrasi.
Potensi malaadministrasi juga berimbas pada tidak optimalnya peran Satpol PP sebagai penegak peraturan daerah sehingga penertiban menimbulkan keresahan dan ketidakpastian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.