Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Pluit: RW 17 Sudah Beberapa Kali Bermasalah

Kompas.com - 15/11/2017, 15:40 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Pluit Yoel Sibarani diadukan oleh Ketua RW 17 Susana Megawati kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno karena tidak terima dicopot secara sepihak.

Menanggapi itu, Yoel mengatakan, ada salah persepsi dari Susana mengenai statusnya, juga soal proses pemilihan RW yang sedang berlangsung. Yoel menyatakan, kondisi paling tepat adalah ditunda.

Menurut Yoel, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat tentang masalah pemilihan di RW 17 tersebut. Dia mengatakan, kericuhan pada pemilihan Ketua RW 17 ini terjadi bukan kali ini saja, tetapi sejak dua periode sebelumnya.

"Jadi warga ada yang merasa pemilihan RW ini sudah di-setting. Dari 13 RT yang ada, 11 di antaranya sudah dipilih dengan yang bersangkutan juga duduk sebagai sekretaris panitia di semua pemilihan RT."

Baca juga : Masalah Pemilihan Ketua RW di Pluit Pun Dilaporkan ke Sandiaga

"Ini kan tidak etis makanya kita tunda, minta agar pemilihannya diikuti semua warga RW 17," ucap Yoel.

Terkait Susana yang juga melaporkan Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) karena menganggap dirinya tidak bekerja dengan baik, Yoel mengingatkan peranan LMK telah diatur oleh Perda.

"Jadi ada dalam Perda No 5 tahun 2010 tentang LMK, bahwa lembaga ini berhak menyelesaikan masalah di tingkat kelurahan ada di Pasal 11. Ini yang tidak dipahami," ucap Yoel.

Baca juga : Warga Ngadu Dicopot dari Ketua RW ke Sandiaga, Apa Kata Lurah Pluit?

Yoel mengaku mendapat beberapa laporan dari warga mengenai RW 17. Misalnya, warga meminta pemilihan ulang Ketua RT 05 yang berada di bawah RW 17. Sebab, pemilihan ketua RT itu diikuti oleh warga yang bukan berdomisili di RT 05.

Selain itu, ada laporan terkait pungutan terhadap warga yang sedang membangun rumah di wilayah tersebut, tetapi tidak dimasukkan ke dalam kas RW.

Oleh karena itu, Yoel mengaku heran dengan langkah yang ditempuh Susana. Seharusnya, bila ada masalah, pihak RW atau RT bisa menyurati kelurahan selaku care taker.

"Padahal, dalam Pergub 171, adanya permasalahan di tingkat RT/RW, Lurah berhak mengambil alih. Peraturan ini juga menjaga agar RT/RW tidak sewenang-wenang dalam bekerja," ucap Yoel.

Untuk menghindari permasalahan menjadi berkepanjangan, pihak kelurahan berupaya melakukan pemilihan langsung yang diikuti oleh seluruh warga RW 17 melalui mekanisme yang benar.

Langkah-langkah seperti daftar ulang, klarifikasi daftar pemilih, masa tenang dan pengumuman pemilihan dengan spanduk.

"Harapannya warga tahu, ikut milih. Kalau yang bersangkutan keluar sebagai yang dipilih, ya sudah, berarti memang sudah dipilih warga. Biar ke depannya tidak ada masalah lagi," ucap Yoel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com