Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Anies-Sandiaga Lanjutkan Revitalisasi Blok G Tanah Abang

Kompas.com - 27/01/2018, 09:17 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kebijakan mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam menata kawasan Tanah Abang adalah dengan merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di sana. Ia bersama jajaran Pemprov DKI meresmikan blok G Tanah Abang untuk menampung para PKL pada 2 September 2013.

Jokowi pernah mengundang sejumlah tamu kedinasan berbelanja di blok G, salah satunya pendiri Facebook Mark Zuckerberg pada 2014. Hal ini sekaligus menarik minat warga berbelanja di blok G.

Namun, kondisi tersebut tak berlangsung lama, blok G kembali sepi. Sebagian pedagang memilih berdagang di trotoar sepanjang kawasan Tanah Abang. Sebagian lainnya bertahan di blok G dengan kondisi sepi pembeli.

Melihat itu, Pemprov DKI pada pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berencana merevitalisasi blok G. Upaya revitalisasi ini bertujuan meramaikan kembali blok G dan mengurangi kesemrawutan akibat para PKL yang tumpah ke trotoar.

Baca juga: Permintaan Pedagang Blok G, dari Ingin Dipindah ke Jalan hingga Bangunan Permanen

"(Aspek) yang diubah adalah keseluruhan. Dari lahan yang ada akan dibagi-bagi untuk pasar, parkir, dan sarana lainnya," kata Asisten Manajer Teknik dan Tata Kelola Bangunan Pasar Tanah Abang Blok G Iwan Oscandar saat itu, Senin (6/4/2015).

Meski demikian, langkah tersebut tak kunjung terealisasi. Alasannya, Pemprov DKI belum mendapatkan lahan yang cocok merelokasi sementara para pedagang selama pembangunan blok G dilakukan.

Dilanjutkan Anies-Sandiaga

Kondisi Blok G Pasar Tanah Abang yang sepi dari pengunjung.KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA Kondisi Blok G Pasar Tanah Abang yang sepi dari pengunjung.
Berganti kepemimpinan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjadikan program penataan kawasan Tanah Abang salah satu fokus kerja mereka.

Anies-Sandiaga mencari lahan yang cocok untuk memindahkan sementara para pedagang atau tempat penampungan sementara (TPS).

Wagub Sandiaga pernah mengatakan, PD Pasar Jaya memiliki opsi menggunakan lahan milik Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana sebagai penampungan sementara pedagang. Pengadaan lahan relokasi pedagang blok G nantinya akan dilakukan dengan sistem sewa.

Namun, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, luas lahan yang dimiliki Lulung kurang dari 3.000 meter persegi sehingga tidak bisa menampung semua pedagang.

Baca juga: Bangunan 3 Lantai untuk Relokasi Pedagang Blok G Dibuat Semi Permanen

Hingga akhirnya Pemprov DKI dan PD Pasar Jaya mendapatkan lahan di samping Hotel Pharmin, Jalan Jatibaru. Lahan itu milik pengusaha Robby Sumampow.

Saat ini progres proses sewa lahan mencapai 90 persen. Penentuan harga sewa lahan tersebut akan dilakukan melalui taksiran harga Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).

Sandiaga mengatakan, TPS para pedagang blok G direncanakan berupa bangunan tiga lantai berbentuk semi permanen.

Baca juga: Anggaran Pembangunan TPS Pedagang Blok G Rp 20 Miliar

Kondisi lahan Astana Rahardja di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat.KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA Kondisi lahan Astana Rahardja di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Bangunan itu akan dibangun semi permanen dengan steel structure (menggunakan baja ringan), tetapi sangat layak," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (25/1/2018) malam.

Ia mengatakan, bangunan dengan struktur seperti itu dapat dibangun dalam waktu dua hingga tiga bulan. Bangunan tersebut akan memuat 832 pedagang. Menurutnya, bangunan semi permanen ini layak digunakan selama tiga tahun.

Baca juga: PD Pasar Jaya: Pedagang Blok G Direlokasi ke Lahan Milik Robby Sumampow

Pemprov DKI menganggarkan biaya pembangunan TPS pedagang blok G Rp 20 miliar.

Sandiaga mengatakan, penyediaan TPS hingga pemindahan para pedagang akan dilakukan sepanjang 2018. Sementara proses revitalisasi blok G akan dimulai awal 2019.

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno masih mempertimbangkan lokasi penampungan sementara untuk pedadang di Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com