"Kotoran bekas cuci kandang ya langsung dibuang ke selokan ini, nyambungnya langsung ke sungai di sebelah," kata Sukandar, salah seorang pedagang.
Baca juga: Kalla: Kita Makan Pisang di Kali Item, Tidak Ada Campur dengan Bau...
Namun, Sukandar memastikan bahwa limbah yang dibuang hanyalah air bekas cucian. Sementara limbah padat seperti kotoran dan pakan burung dibuang ke bak sampah.
Pembuangan kotoran ke sungai juga dilakukan sejunlah warga di kawasan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.
Warga yang membuka usaha warung makan mencuci piring dan alat masaknya di pinggir sungai.
Baca juga: Menyusuri Kali Item: Kali di Palmeriam Tak Bau meski Banyak Sampah
"Di sini cuma buat cuci piring sama alat masak-masaknya saja. Abisan kalau mau cuci di rumah jauh jalannya," kata Sela, salah seorang pedagang.
Padahal, di tempat tinggalnya sudah tersedia fasilitas tempat cuci piring.
Baca juga: Butuh 20 Nano Bubble untuk Hilangkan Bau Tak Sedap Kali Item
"Kan repot, Mas, kalau harus bolak-balik buat nyuci doang. Belum lagi ini barang-barangnya banyak kan, jadi kami cari praktis sajalah," katanya.
Meski demikian, aliran Kali Sentiong saat melintasi Pasar Burung Pramuka dan Tanah Tinggi terpantau masih berwarna keruh dan belum menghitam.
Mulai menghitam
Warna kali mulai menghitam setelah melintasi persimpangan Jalan Letjen Soeprapto dan memasuki kawasan Kemayoran.
Sukim, petugas badan air yang ditemui Kompas.com menyebut warna hitam muncul di Kali Sentiong karena lumpur yang telah lama mengendap.
"Ini, kan, lumpur sudah bertahun-tahun enggak diangkat nih. Jadi dari lumpur ke permukaan air sekitar dua sampai tiga meter, karena lumpurnya kan item ya jadi airnya kelihatan item," kata Sukim.
Baca juga: LIPI Pasang Alat Plasma Nanobubble di Kali Item
Selain berwarna hitam, bau tak sedap juga muncul dari aliran kali.