Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkapnya Penganiayaan Iyan oleh Pamdal Lapangan Banteng...

Kompas.com - 22/08/2018, 13:54 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Pihak kepolisian menyatakan, Iyan datang ke Lapangan Banteng pukul 21.30 atau Jumat malam.

Petugas pengamanan dalam Lapangan Banteng dan pihak event organizer kegiatan Flona 2018 di kawasan itu mengamankan Iyan pukul 22.00 karena gelagat mencurigakan.

Iyan dibawa ke pos pamdal dan diperiksa. Di kantong Iyan ditemukan uang Rp 5,4 juta. Iyan dipukuli agar mengaku.

Selain dipukuli, Iyan juga ditodong dengan airsoft gun yang dibawa salah satu EO. Sabtu (18/8/2018) pukul 03.00 WIB, Iyan dibawa keluar pos.

Tangannya diborgol di sebuah kursi. Pukul 10.00 Iyan dibawa oleh petugas Dinas Sosial ke panti.

Trauma

Penginayaan yang terjadi terhadap Iyan membuat pemuda ini takut bertemu banyak orang.

Sari mengatakan, saat menjemput Iyan di panti, adiknya sempat tak mau keluar. Setelah melihat kakaknya, barulah Iyan berani keluar dari sebuah ruangan dan langsung memeluk Sari.

Begitu juga saat Sari membawa pulang Iyan mengendarai taksi online. Iyan takut dan enggan untuk masuk ke dalam mobil.

Setelah dibujuk, akhirnya Iyan mau untuk masuk. Tetapi, masih tampak keragu-raguan Iyan masuk ke dalam mobil.

Sari mengatakan, apa yang terjadi terhadap Iyan karena trauma diperlakukan tidak manusiawi oleh petugas pengamanan dalam Lapangan Banteng serta sejumlah pihak lain yang menganiaya Iyan.

Lapor polisi

Ayah Iyan, TB Herman Wijaya tak terima anaknya dianiaya. Herman merasa geram atas tindakan orang-orang yang melakukan itu terhadap anaknya.

Herman heran anaknya itu dituduh maling. Selama ini, dia menyebut Iyan adalah pribadi yang baik.

Baca juga: Keluarga Geram Mengetahui Iyan Dianiaya dengan Keji di Lapangan Banteng

 

Iyan memang kerap berjalan-jalan sendiri tanpa pengawasan. Namun, tidak pernah ada masalah yang ditimbulkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com